SOLOPOS.COM - ilustrasi jembatan (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Infrastruktur Solo, Pemkot menjamin UKM bisa memanfaatkan jembatan layang.

Solopos.com, SOLO–Pemkot Solo menjamin usaha kecil dan menengah (UKM) tetap dapat memanfaatkan jembatan layang (sky bridge) Stasiun Balapan-Terminal Tirtonadi meski lebar fasilitas itu dipapras. Hanya, penempatan konter-konter usaha dibatasi untuk menunjang kenyamanan jembatan layang.
Diketahui, detail engineering design (DED) jembatan layang direvisi dari yang awalnya selebar 6 meter di sejumlah segmen menjadi 3 meter di seluruh segmen. Adapun panjang jembatan yang menelan dana Rp21 miliar itu tetap dipertahankan yakni 460 meter.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajad, mengaku tetap akan memertahankan aktivitas berdagang di jalur sky bridge. Namun pihaknya perlu membuat penyesuaian agar aktivitas tersebut tak mengganggu akses pengguna jembatan. “Lebar ruang usaha akan kami batasi menjadi 1 meter,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Kamis (31/3/2016).

Herman mengatakan konter usaha akan difokuskan di segmen jalur yang dekat tikungan. Nantinya, konter-konter tersebut diarahkan menjual kuliner ringan dan produk khas Solo. Herman berharap keberadaan aktivitas jual-beli dapat semakin menghidupkan jembatan layang. “Biar tidak sepi,” tuturnya.

Dishubkominfo menyatakan proyek sky bridge saat ini sudah memasuki proses lelang di pemerintah pusat. Herman memerkirakan sebulan lagi pembangunan sudah dapat berjalan. Dia mengatakan sky bridge dikonsep jalur khusus sehingga tidak sembarang orang dapat melintas. “Yang melalui jembatan harus dapat menunjukkan tiket bus atau kereta. Nanti ada petugas di setiap pintu masuk.”

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD, Umar Hasyim, mewanti-wanti agar proyek miliaran itu tidak muspra. Dia memertanyakan sejauh mana pengguna bus turut menggunakan kereta api, begitu pula sebaliknya. “Apa kajiannya sudah mendalam? Jangan-jangan setelah dibangun malah sedikit yang menggunakan,” ujarnya kepada Solopos.com.

Umar menilai warga telanjur nyaman menggunakan kendaraan pribadi untuk berpindah tempat. Selain itu, panjang jembatan yang hampir setengah kilometer bisa membuat warga enggan memanfaatkan fasilitas. Hal ini merujuk rendahnya budaya jalan kaki warga. “Apa mereka berminat berjalan sejauh itu.”
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini mendorong desain dioptimalkan untuk kenyaman pengguna jembatan. Menurut dia, rencana penempatan konter-konter usaha di ruas jembatan perlu dikaji cermat agar tak justru mengganggu pejalan kaki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya