SOLOPOS.COM - Penyandang disabilitas tunanetra yang tergabung dalam Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Solo mencoba berjalan di jalur khusus tunanetra di Terminal Tirtonadi, Solo, Jumat (21/10/2016). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, Terminal Tirtonadi menyediakan fasilitas yang ramah bagi penderita tunanetra.

Solopos.com, SOLO — Terminal Tirtonadi Solo terus meningkatkan fasilitas bagi penumpang. Paling baru adalah jalur khusus bagi penderita tunanetra.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Jalur itu berupa garis berwarna kuning menyala selebar petak lantai 40 cm, membentang di bagian tengah seluruh lantai utama bangunan Terminal Tirtonadi yang berwarna abu-abu muda. Lantai taktil dari karet tebal ini membentuk pola lurus yang menuntun ke jalur ruangan pokok terminal.

Jalur itu diuji oleh 10 orang dari Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Solo, Jumat (21/10/2016). Mereka turun dari bus yang membawa mereka singgah di Terminal Tirtonadi, Jumat siang.

Setibanya di pintu kedatangan utama, mereka dituntun petugas ke lobi. Taufiq Windu Asmoro, 34, berdiri paling depan di antara rombongan. Berbekal tongkat putih pipih dengan karet di bagian ujungnya, dia mulai menyusuri jalur khusus itu.

Saat melintasi guiding block itu, kaki Taufiq yang beralaskan sandal bisa merasakan teksturnya berbeda dibanding lantai biasa. “Ini terasa bedanya. Yang lain halus, ini ada geronjalan-nya,” kata dia.

Tekstur itu berasal dari tonjolan berbentuk pola empat batang garis lurus. Begitu tongkat yang diayunkannya melewati jajaran garis-garis lurus tersebut, dia beserta rombongan yang mengikutinya berjalan lurus ke depan.

Langkah rombongan Pertuni terhenti begitu tongkat yang dibawa Taufiq merasakan perbedaan tekstur lantai. Pada bagian sudut belokan, tekstur taktil dibuat dengan pola bulatan kecil-kecil berjumlah 36 bulatan setiap lantai. “Oh, ini belokan,” ujar dia.

Setelah melewati tiga kelokan mulai dari lobi, kemudian melewati pintu loket retribusi jasa ruang tunggu, dan memasuki lorong terminal sisi timur, rombongan Taufiq bisa berjalan lancar menyusuri Terminal Tirtonadi tanpa bantuan petugas menuju ruang tunggu.

Taufiq mengatakan sebagian besar penyandang tunanetra di Solo selama ini mengandalkan angkutan umum bus untuk mobilitas mereka. “Teman-teman tunanetra kalau bepergian mandiri seringnya naik bus. Kalau minta antar terus kan merepotkan. Fasilitas ini sangat membantu. Kami tidak perlu dibantu petugas lagi, kecuali saat turun dari bus menuju lobi,” tuturnya.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Pertuni Kota Solo, Sukiman, mengapresiasi langkah pemerintah menyediakan kemudahan akses bagi penyandang tunanetra di Terminal Tirtonadi.

“Fasilitas seperti ini menjadi kewajiban pemerintah sebagaimana diamanatkan undang-undang. Sayangnya sementara ini masih minim. Baru ada di sini. Di kantor-kantor atau stasiun belum kami jumpai,” bebernya.

Sukiman merasakan fasilitas bagi kaum difabel di terminal itu masih butuh penyempurnaan. Jalur masih terputus dari lobi dan ruang tunggu menuju tempat naik dan turun bus. Selain itu jalur khusus dan pola penanda belokan juga kurang terasa.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajat, menyampaikan uji coba jalur khusus tunanetra dilakukan untuk mendengar masukan langsung dari bakal pengguna fasilitas disabilitas tersebut.

“Kami ajak Pertuni ke sini untuk mendengar aspirasi mereka. Masukannya akan kami diskusikan untuk ditindaklanjuti tahun depan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya