SOLOPOS.COM - Yogyakarta dalam aksara jawa (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Infrastruktur Solo, kalangan pelaku usaha di sekitar lokasi pembangunan flyover Manahan minta sosialisasi secepatnya.

Solopos.com, SOLO — Kalangan pelaku usaha yang berpotensi terdampak proyek pembangunan flyover Manahan mulai khawatir terkait rencana pembangunan jembatan layang itu tahun depan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka berharap segera ada sosialisasi terkait rencana proyek itu sehingga bisa mengambil langkah antisipasi agar bisnis mereka tak terganggu. Baca juga: Proyek Flyover Manahan Dijanjikan Rampung Setahun

General Manager Hotel Agas Budi Setiawan mengatakan ia sudah mendengar adanya rencana pembangunan flyover tak jauh dari lokasi hotel yang ia kelola. Ia mengaku kaget karena Pemkot Solo akhirnya memilih membangun flyover, bukan underpass seperti yang pernah disosialisasikan dua tahun lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dulu pernah dapat sosialisasi. Tetapi setelah ada wacana flyover, informasinya malah enggak jelas. Saya belum mendapat info apa-apa,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com di Hotel Agas, Sabtu (26/11/2016).

Menurut dia, masalah akses dan keluar hotel, debu serta kebisingan dari alat-alat yang digunakan dalam proyek dipastikan akan mengganggu para tamu. Ia khawatir hal itu bisa mengakibatkan tamu ogah menginap di Hotel Agas.

“Itu jadi masalah. Tapi, masalah lebih besarnya adalah kami belum tahu apa-apa yang berkaitan dengan proyek ini. Adakah pelebaran jalan? Berapa lama waktu pembangunan?” terang dia.

Ia mengaku sempat menanyakan ihwal proyek flyover ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo. Pimpinan DPU tak ada sehingga ia hanya mendapatkan keterangan dari staf yang dinilai memberi informasi kurang jelas.

Detail engineering design [DED] bagaimana, kami enggak tahu. Tapi kata pegawai DPU, Hotel Agas enggak kena dampak proyek,” ujar dia.

Sepengetahuannya, DED akan memaparkan lokasi naik dan turun flyover, lebar dan panjang flyover, serta keterangan lainnya. Selain itu, ia menilai seharusnya seluruh proyek infrastruktur baik oleh swasta maupun pemerintah mengurus dokumen-dokumen perizinan sesuai prosedur, termasuk sosialisasi.

Kini, ia hanya menunggu kejelasan proyek itu. Setelah itu, baru menanyakan hal-hal terkait proyek flyover.

Pemilik Toko Besi dan Bangunan Laksana, Yuni Arbain, juga mempertanyakan belum adanya sosialisasi dari Pemkot Solo. Ia mengaku mendapat informasi justru dari media massa.

“Ini waktunya mendesak, mestinya ada sosialisasi. Kalau ada sosialisasi, ada kejelasan sehingga kami lebih tenang. Lalu ini bagaimana? Saya susah menentukan langkah karena belum ada kepastian,” kata dia saat dijumpai Solopos.com di tokonya, Sabtu.

Ia menduga proyek akan berdampak pada omzet penjualan di tokonya. Namun, ia belum memiliki rencana cadangan karena belum tahu kebijakan yang diambil Pemkot.

“Saya ini resmi. Kami pemilik toko dan aset ini. Tanpa kejelasan, kami jadi merasa bingung,” terang dia.

Supervisor Distro Rown Division, Navora, juga mengaku tahu ada rencana pembangunan flyover dari media massa. Menurut dia, bagaimana pun pelaksanaan proyek akan mengganggu kenyamanan pelaku usaha.

“Soal mengganggu, pasti mengganggu karena ada debu dan kemungkinan macetnya kendaraan. Memang ada kekhawatiran omzet jadi turun. Saya rasa semua pelaku usaha di sekitar sini berpikir sama,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya