SOLOPOS.COM - Situasi lalu lintas di jalan Solo-Karanganyar, tepatnya di kawasan jembatan layang atau flyover Palur, Jaten, (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos/dok)

Infrastruktur Solo, perlintasan KA Balapan menjadi prioritas untuk dibangun flyover setelah Manahan dan Purwosari.

Solopos.com, SOLO — Setelah Manahan dan Purwosari, pembangunan flyover (jembatan layang) akan dilanjutkan ke perlintasan sebidang Balapan di Jl. S. Parman, Gilingan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lalu bagaimana dengan rencana flyover di perlintasan Pasar Nongko atau Turisari dan Palang Joglo?

Sekretarias Daerah (Sekda) Solo Budi Yulistianto menilai pembangunan flyover di Pasar Nongko dan Palang Joglo belum mendesak untuk dibangun. Bahkan, Pemkot mengisyaratkan flyover di dua perlintasan kereta api (KA) tersebut batal dibangun.

Flyover Palang Joglo mungkin batal dibangun. Prediksinya kalau tol Solo-Kertosono selesai, intensitas kendaraan yang lewat palang Joglo berkurang,” kata Budi saat dijumpai wartawan di Balai Kota, Jumat (25/11/2016).

Begitu pula dengan rencana pembangunan flyover di perlintasan sebidang Pasar Nongko. Pemkot memilih mempertimbangkan kembali rencana pembangunan flyover tersebut.

Pemkot akan mengkaji ulang rencana pembangunan flyover di perlintasan itu. Kajian ini akan menjadi dasar apakah perlintasan sebidang di Pasar Nongko layak dibangun flyover atau tidak. “Kalau saya rasa yang [flyover] Pasar Nongko masih belum mendesak karena tidak terlalu crowded [padat],” kata dia.

Budi justru menilai perlintasan sebidang Balapan mendesak dibangun flyover melihat kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut. Flyover di perlintasan sebidang Balapan ini akan dikerjakan Pemkot sebagai proyek lanjutan setelah Manahan dan Purwosari rampung dikerjakan.

Flyover tidak bisa dibangun bersamaan, karena bisa menimbulkan dampak kemacetan lalu lintas yang parah di lokasi lain. Jadi dibangun bergiliran,” kata dia.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan rencana pembangunan flyover Manahan dan Purwosari sedang dimatangkan. Flyover Manahan akan dibangun lebih dulu dibanding Purwosari.

Sumber dana flyover Manahan ditanggung sepenuhnya oleh APBD Kota Solo senilai Rp30 miliar. Pemerintah pusat hanya menyusun detail engineering design (DED) dalam rencana pembangunan flyover tersebut.

Sedangkan sumber dana flyover Purwosari semuanya dari pemerintah pusat dengan perkiraan mencapai Rp185 miliar. Dari sisi kebutuhan anggaran, Rudy, sapaan akrabnya, mengaku ada perbedaan sangat jauh.

Flyover Purwosari lebih panjang dan konstruksi yang akan digunakan berbeda dibanding flyover Manahan. “Kalau Purwosari itu kan jalan utama dilalui kendaraan berat, seperti truk tronton. Nah kalau Manahan jalan kota dan kebanyakan dilalui kendaraan kecil. Jadi kontruksinya berbeda. Panjang flyover juga beda,” kata dia.

Konsep flyover Manahan akan dibangun dari pertigaan Jl. Yosodipuro sampai bundaran Manahan. Rudy memastikan Jl. Hasanuddin tetap aktif dan bisa dilalui kendaraan. Saat ini, Pemkot masih menunggu DED flyover tersebut. Setelah itu, DED akan disosialisasikan kepada masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya