SOLOPOS.COM - Desain Sky Bridge Terminal Tirtonadi-Solo Balapan tampak depan. (Dishubkominfo Solo)

Infrastruktur Solo, DPRD minta Pemkot responsif menyikapi penolakan warga.

Solopos.com, SOLO–Komisi III DPRD Solo meminta Pemkot responsif menyikapi penolakan warga atas pembangunan jembatan layang (sky bridge) penghubung Terminal Tirtonadi-Stasiun Balapan. Legislator siap memfasilitasi mediasi jika dialog antara Pemkot dengan warga berakhir buntu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Wakil Ketua Komisi III, Sugeng Riyanto, menyayangkan timbulnya penolakan warga akibat kurangnya sosialisasi program. Menurut Sugeng, Pemkot sebenarnya memiliki waktu yang panjang untuk menyosialisasikan proyek senilai Rp21,5 miliar tersebut.

Diketahui sejumlah warga Cinderejo Kidul Gilingan menolak pembangunan sky bridge. Selain kurangnya sosialisasi, mereka menganggap proyek itu mematikan ekonomi warga.

“Wacana sky bridge ini kan sudah ada sejak 2014. Mestinya waktu yang ada sangat cukup untuk menyosialisasikan pembangunan pada warga terdampak,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Senin (13/6/2016).

Dia mendorong Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) proaktif untuk menyampaikan manfaat jembatan layang pada masyarakat terdampak. Sugeng yakin warga dapat memahami pembangunan jika ada informasi yang cukup. Pihaknya mengaku siap memediasi jika pertemuan antara warga dan Pemkot tak membuahkan hasil.

“Kami terbuka jika warga menghendaki audiensi atau sejenisnya. Namun kami mendorong dulu upaya penyelesaian dari Pemkot,” tutur politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Disinggung urgensi pembangunan sky bridge untuk peningkatan transportasi massal, Sugeng tak menjawab gamblang. Dia menegaskan polemik soal urgensi proyek tak lagi relevan karena pembangunan telah dimulai.

“Yang perlu dibicarakan ke depan yakni bagaimana jembatan ini bisa optimal dimanfaatkan warga. Anggarannya kan besar, jadi harus betul-betul digunakan.”

Ketua Fraksi Demokrat Nurani Rakyat DPRD, Supriyanto, menilai pembangunan sky bridge cenderung dipaksakan karena abai terhadap realitas dan kebutuhan masyarakat. Dia meragukan fasilitas senilai miliaran tersebut dapat efektif di tengah menurunnya pengguna bus.

Supriyanto khawatir pembangunan sky bridge sebatas proyek mercusuar karena kurang responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. “Lihat saja nanti, sejauh mana Pemkot dapat mendorong pemakaian fasilitas tersebut.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya