SOLOPOS.COM - Desain flyover Manahan. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, warga di sekitar perlintasan KA Manahan khawatir dengan dampak flyover.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga di kawasan Kota Barat dan Manahan meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Solo segera menyosialisasikan rencana pembangunan jalan layang (flyover) Manahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Belum adanya sosialisasi mengenai rencana pembangunan jalan layang tersebut membuat warga khawatir akan dampaknya. Seorang warga di Jl. Kalitan, Kelurahan Penumping, Laweyan, Edi Haryanto, 58, mengaku tidak tahu menahu soal rencana pembangunan flyover Manahan.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut dia, pemerintah belum mengundang warga di Jl. Kalitan untuk sosialisasi pembangunan flyover. Edi berharap pemerintah segera memberikan kejelasan informasi kepada warga di sekitar Kota Barat dan Manahan.

“Pembangunan flyover menjadi bahan perbincangan hangat warga di Jl. Kalitan. Kami mengetahui rencana pembangunan flyover dari membaca koran. Pemerintah belum juga memberikan kejelasan langsung kepada warga debgan mengadakan sosialisasi,” jelas Edi saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (15/2/2017). (Baca juga: Flyover Manhan Dibangun, Jl. Kalitan Dilebarkan Jadi 3 Lajur)

Edi khawatir pembangunan flyover ternyata merugikan warga sekitar Kota Barat dan Manahan. Dia keberatan apabila rumahnya harus tergusur akibat pelebaran Jl. Kalitan seiring pembangunan flyover.

Edi menuntut pemerintah untuk memberikan kepastian informasi kepada warga di sekitar lokasi pembangunan flyover. Dia meminta pemerintah tidak semena-mena dalam pembangunan flyover senilai Rp52 miliar itu.

“Harus ada sosialisasi terlebih dahulu. Warga butuh kepastian. Apabila ada warga yang terdampak, pemerintah harus mengajak berunding terlebih dahulu untuk menemukan solusi bersama. Saya tinggal di Jl. Kalitan sudah dari 1977. Saya jujur takut apabila Jl. Kalitan jadi dilebarkan hingga memangkas rumah warga,” ujar Edi.

Warga Penumping lain, Triyanto, 44, juga mengaku belum mengetahui kepastian pembangunan flyover karena belum mendapat sosialisasi langsung dari pemerintah. Dia penasaran dengan manajemen rekayasa lalu lintas di sekitar Kota Barat dan Manahan saat dan setelah pembangunan flyover.

Menurut Triyanto, warga juga berhak mengetahui rencana program tersebut. “Apa tidak sebaiknya pejalan kaki dan pesepeda juga diberi jalan di flyover? Jika masih ada jalan di bawah yang diperuntukkan pejalan kaki dan pesepeda, apa ada jaminan jalan tersebut tidak dilalui kendaraan bermotor? Jangan-jangan kendaraan tetap memilih lewat jalan bawah mengingat jarak tempuhnya lebih dekat. Bisa jadi lalu lintas di flyover juga macet karena banyaknya kendaraan,” kata Triyanto.

Seorang warga Kelurahan Manahan, Banjarsari, Sudaryono, 62, mempertanyakan soal menajemen rekayasa lalu lintas yang bakal diterapkan pemerintah saat dan setelah pembangunan flyover Manahan. Dia penasaran apakah arus kendaraan bermotor dari Jl. Adisucipto menuju Jl. dr. Moewardi bakal dialihkan melalui jalan-jalan kampung di Manahan saat proyek pembangunan jalan layang.

“Pembangunan flyover kabarnya dilakukan tahun ini juga. Tapi warga belum diberi tahu soal bagaimana operasional flyover. Kami penasaran saja. Serasa tiba-tiba sekali pembangunan flyover ini. Apa nanti flyover benar-benar bisa mengatasi kemacetan di perlintasan kereta api Manahan?” papar Sudaryono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya