SOLOPOS.COM - Protes warga atas pemasangan paving block di Jl. Teuku Umar, Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jateng. (Facebook.com-Hendra Andi Putro)

Infrastruktur berupa jalan di Kota Semarang yang dipasangi paving block justru menuai respons negatif.

Semarangpos.com, SEMARANG — Belumlama ini, Jl. Taman Teuku Umar di Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) dipasangi paving block. Kabar perbaikan infrastruktur di Kota Semarang itu mencuat di dunia maya, Internet, khususnya di grup Facebook MIK Semar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jl. Teuku Umar, Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jateng sebelum dilapisi paving block. (Facebook.com-Hendra Andi Putro)

Jl. Teuku Umar, Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jateng sebelum dilapisi paving block. (Facebook.com-Hendra Andi Putro)

Jl. Teuku Umar, Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jateng sesuah dilapisi paving block. (Facebook.com-Hendra Andi Putro)

Jl. Teuku Umar, Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jateng sesuah dilapisi paving block. (Facebook.com-Hendra Andi Putro)

Alih-alih menyambut dengan bahagia, netizen justru merasa gusar mengetahui perbaikan jalan tersebut. Maklum saja, sebelum dipasangi paving block, Jl. Taman Teuku Umar telah diaspal dan belum rusak. Pengaspalan jalur jalan tersebut adalah hasil swadaya masyarakat sekitar. Hal tersebut diungkapkan pengguna akun Hendra Andi Putro di dinding grup.

“Dana Musrembang sebesar 150 juta dialokasikan untuk pemasangan paving [block] di Jl. Taman Teuku Umar yang notabene jalan tersebut beberapa bulan yang lalu sudah diaspal oleh warga, dan kondisi jalan lainnya paving [block] masih bagus, kami warga RT 02 & RT 05 menolak keras dengan adanya pemasangan paving [block] yang cuma ingin mencairkan dana Musrembang 150jt saja,” tulis pengguna akun Hendra Andi Putro.

Tak berhenti sampai disitu, Hendra Andi Putro bahkan menuduh pemasangan paving block sebagai bentuk perbaikan infrastruktur itu hanya modus jajaran pemerintah kelurahan dan pengurus RW setempat untuk memakan sebagian dana Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang). “Lebih baik uang sebesar itu dialokasikan ke tempat lain yang memang benar-benar membutuhkan bantuan daripada dimakan oleh oknum kelurahan yang terlibat dan oknum pengurus RW,” imbuhnya.

Sejumlah netizen lantas menyarankan agar warga setempat mengadakan musyawarah untuk membahas pemasangan paving block tersebut. Hendra Andi Putro menegaskan sudah pernah diadakan musyawarah dan warga setempat menolak, namun pemasangan paving block tetap berjalan.

Sebagian netizen lain mengungkapkan hal senada dengan Hendra Andi Putro. Mereka juga menyayangkan infrastruktur jalan yang aspalnya masih bagus justru harus dilapisi paving block. Sementara itu, pengguna akun Facebook Ika Dyah Komalasari mengungkapkan pelaksanaan proyek tersebut adalah hasil rapat Musrembang tahun lalu.

Ika Dyah Komalasari mengajak netizen berpikir jernih dan jangan langsung menuduh. Ia juga memaparkan jika hasil rapat Musrembang sudah diputuskan, maka memang harus dilaksanakan seuai dengan hasil rapat. Seperti di Jl. Teuku Umar, program pemasangan paving block harus tetap berjalan meskipun jalur jalan tersebut sudah diaspal warga secara swadaya. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya