SOLOPOS.COM - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kedua dari kiri) berbincang-bincang dengan sejumlah pelajar saat peresmian rumah apung di Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (25/11/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Harviyan Perdana Putra)

Infrastruktur di Kota Semarang terus dibenahi demi mewujudkan Program Nasional Nawacita.

Semarangpos.com, SEMARANG – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Jumat (25/11/2016), meresmikan peluncuran rumah apung di Tambaklorok, Kemijen, Kota Semarang.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Pembangunan rumah apung itu adalah bagian dari rangkaian proyek dalam mewujudkan kampung bahari di Tambaklorok sebagai salah satu wujud Program Nasional Nawacita pemerintahan pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pemkot Semarang beruntung kebagian program tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Peresmian rumah apung itu dilakukan dengan pengguntingan rangkaian bunga oleh sang menteri yang didamping Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Adi Tri Hananto. Adi Tri Hananto dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Menteri PUPR, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, PT Pelindo II, serta KSOP Pelabuhan Tanjung Mas, yang ia anggap memiliki andil besar mewujudkan kampung bahari di Tambaklorok.

Adi juga menerangkan konsep pembangunan kampung bahari tersebut fokus pada tiga aspek, yakni peremajaan kawasan (urban renewal), pemberdayaan masyarakat (empowerment), dan sumber daya lokal (local resources). “Wahana Apung ini, rencananya akan dimanfaatkan untuk rumah baca untuk warga, disamping juga bisa dimanfaatkan untuk pariwisata, promosi dan sekaligus sosialisasi untuk merubah mindset warga dari landed house ke wahana apung. Dan kedepan apabila masyarakat setuju, wahana apung ini bisa dikembangkan menjadi hunian apung untuk warga Tambaklorok” urai Adi Tri Hananto seperti dikutip laman resmi Pemkot Semarang.

Sementara itu, Basuki Hadimuljono memaparkan bahwa bangunan apung tersebut akan menjadi bangunan apung pertama di Indonesia yang diharapkan akan menjadi contoh untuk bangunan-bangunan apung lainnya di Indonesia. “Apalagi kami mengetahui bahwa lokasi Tambaklorok rentan dengan penurunan tanah yang cukup tinggi, 10 cm/tahun hingga 13 cm/tahun, sehingga inovasi ini diharapkan dapat meminimalisasi problematika tersebut” paparnya.

Basuki juga mengungkapkan rencananya dalam pembuatan rumah apung untuk 300 rumah yang akan direlokasi karena terkena proyek tanggul. Ia tak mengungkapkan wilayah mana yang akan direlokasi. Basuki mengklaim bahwa bangunan apung tersebut dapat bertahan antara 50 hingga 100 tahun karena terbuat dari bahan yang ramah lingkungan dan murah. “Jika ada banjir rumah apung ini akan mengikuti naik turun pasang surut. Kalau tidak pakai apung kira-kira bisa menambah biaya 40 persen dari pondasi apung. Bedanya konsep apung di negara lain, kita mengadopsi dan mengembangkan dari negara belanda. Bedanya kalau di Belanda pakai glue betonnya precase, kalau kita betonnya cor insitu,” terangnya. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya