SOLOPOS.COM - Fly over dirancang untuk menghindarkan perlintasan sebidang rel kereta api dalam rencana pembangunan Semarang Outer Ring Road (SORR) 2010. (bappeda.semarangkota.go)

Infrastruktur Semarang Outer Ring Road (SORR) yang lahannya tak kunjung rampung dibebaskan mendadak diubah statusnya menjadi jalan tol.

Semarangpos.com, SEMARANG — Lama ditunggu realisasinya, namun lahannya tak kunjung rampung dibebaskan, jalur jalan Semarang Outer Ring Road (SORR) mendadak menyandang status baru. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Selasa (23/1/2018), menyatakan skema jalur jalan diidam-idamkan bakal menjadi salah satu solusi kepadatan arus lalu lintas kendaraan di ibu kota Jawa Tengah itu bakal diubah dari jalan arteri biasa menjadi jalur jalan tol yang berbayar.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

“Sekarang ini, pembebasan lahan terus dilakukan. Informasi yang saya dapat dari Ditjen Kementerian PUPR, kalau ingin cepat dibangun, skemanya harus jalan tol,” ungkap wali kota jenaka yang kerap disapa Hendi itu kepada wartawan di Semarang, Jateng.

[Baca juga Pemkot Semarang Tak Kunjung Bebaskan Lahan SORR, BPN Menunggu…]

Diakui Hendi, skema awal jalur SORR adalah jalan arteri yang menjadi alternatif untuk mengurai kemacetan lalu lintas di Kota Semarang. Dari awal perencanaan, kata dia, Pemerintah Kota Semarang yang menyediakan lahan dengan upaya pembebasan, sementara pembangunan jalur SORR dilakukan oleh pemerintah pusat.

Ia mengatakan secara detail engineering design (DED) tidak ada perubahan untuk pembangunan SORR, termasuk lokasi pembangunan juga sama, yakni Mangkang-Mijen dan Mangkang-Arteri Yos Sudarso Semarang. “Sebenarnya, tidak ada yang berubah. Cuma skemanya saja, dari jalan arteri menjadi tol. Jalurnya juga tetap sama, pembebasan lahan juga dilakukan oleh Pemkot Semarang,” paparnya.

Menurut dia, perubahan skema SORR menjadi jalur tol yang untuk melintasinya dipungut biaya itu sebenarnya tidak menjadi persoalan karena tetap bisa difungsikan sesuai tujuan awal, yakni mengurai kemacetan lalu lintas. “Jadi, nanti truk-truk dan kendaraan besar akan masuk ke jalur itu (SORR). Secara prinsip, jalur Mangkang yang selama ini crowded bisa diurai dengan upaya teknis dari pemerintah kota, provinsi, dan pusat,” katanya.

Selama pembangunannya bisa dipercepat, orang nomor satu di Kota Semarang itu mengatakan kemungkinan pemilihan skema jalur tol akan diambil daripada harus menunggu beberapa tahun mendatang. “Ini kan ditawarkan oleh Kementerian PUPR kalau mekanisme jalur tol yang paling cepat terbangun. Bagi kami, tidak ada masalah asalkan volume kendaraan di Mangkang bisa berkurang,” tukasnya.

Pembebasan lahan, kata Hendi, terus dilakukan mulai 2018 secara bertahap secara paralel dengan pembangunan fisik yang rencananya dimulai 2019. Sehingga simpulnya pembangunan infrastruktur jalan baru di Kota Semarang itu tidak menunggu semua lahan rampung dibebaskan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Semarang Iswar Aminuddin menyebutkan proyek jalur Semarang Outer Ring Road alias SORR itu merupakan salah satu fokus pembangunan infrastruktur di Kota Semarang pada tahun 2018 ini. Pada tahun 2018 ini, sambung dia, pihaknya mendorong pembangunan SORR segera terealisasi, baik jalur SORR yang menghubungkan Mangkang-Mijen maupun Mangkang-Arteri Yos Sudarso Semarang.

“Ada dua sektor pembangunan yang menjadi fokus pada tahun ini, yakni infrastruktur di kawasan pinggiran dan penataan tengah kota. Pembangunan infrastruktur pinggiran, di antaranya jalur SORR,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya