SOLOPOS.COM - Kendaraan melintas di Jl. Tegalgondo - Janti, Desa Sidowayah, Polanharjo, Jumat (20/10/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Gorong-gorong di jalur Tegalgondo-Janti, Klaten, ambles sehingga membahayakan pengguna jalan.

Solopos.com, SOLO — Gorong-gorong di jalan Tegalgondo-Janti, Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten, ambles. Kondisinya sudah membahayakan sehingga hampir saban hari terjadi kasus pengendara sepeda motor jatuh di lokasi tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ridwan, 30, warga Dukuh Sidoarjo, Desa Sidoarjo, mengatakan gorong-gorong ambles semakin dalam kira-kira sebulan terakhir. Dalam kurun yang sama setidaknya ada 15 kasus kecelakaan tunggal di lokasi itu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Enggak ada korban jiwa. Itu baru yang ketahuan warga. Belum yang malam lebih rawan karena di sini gelap,” ujar dia saat ditemui wartawan di lokasi gorong-gorong rusak, Jumat (20/10/2017).

Ia menerangkan kecelakaan didominasi sepeda motor jenis matic. Saat melintas di gorong-gorong yang ambles, sasis motor kerap menyerempet aspal.

Ia lalu memberi tanda berupa balok kayu dan tanah untuk menambal lubang. Tak jauh dari lokasi juga dipasang papan bertuliskan “Hati-hati jalan rusak” agar pengendara menghindar.

“Sebelumnya cuma saya tandai pakai pilox. Tapi, pas malam enggak kelihatan. Lalu kami ganti pakai tanah dan papan,” beber dia.

Tak hanya itu, ia juga khawatir, kondisi gorong-gorong yang menurun mengakibatkan saluran irigasi tertutup. Akibatnya, air tak bisa mengalir ke persawahan di Desa Sidowayah dan Desa Sidorejo.

“Saya  beri tanda ini juga supaya enggak semakin turun karena dilindas kendaraan,” ujar dia.

Ia berharap gorong-gorong ambrol itu segera diperbaiki untuk menghindari hal-hal tak diinginkan. Warga lain, Darmo Mulyono, 55, asal Dukuh Ploso, Desa Sidoarjo, Polanharjo, mengatakan jika gorong-gorong tertutup material jalan, ada sekitar 3 hektare lahan sawah yang tidak terairi.

Ia berharap gorong-gorong lekas diperbaiki karena di lokasi itu juga kerap terjadi kecelakaan. “Ada sekitar 15 patok sawah di Desa Sidoarjo yang mengandalkan air dari irigasi yang melewati gorong-gorong itu. Kalau sana macet, sawah ini kering,” terang Darmo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya