SOLOPOS.COM - Warga nekat melintasi jembatan penghubung dua dusun di Desa Ngadiluwih, Matesih?, Karanganyar, yang rusak, Selasa (25/4/2017). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Karanganyar yakni dua jembatan di Matesih rusak dimakan usia.

Solopos.com, KARANGANYAR — Dua jembatan penghubung antardusun di Desa Ngadiluwih, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, rusak. Meski demikian warga nekat melintasi kedua jembatan itu untuk mempersingkat jarak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Satu jembatan menghubungkan Dusun Punukanwetan dan Punukantengah ke Dusun Sidomulyo rusak sejak tahun lalu. Bagian jembatan sisi barat, yaitu sebagian talut, dinding pengaman jembatan, dan badan jembatan ambrol. Lebar jembatan semula sekitar empat meter menjadi hanya dua meter.

Warga berinisiatif membuat anyaman bambu yang diletakkan pada sebagian badan jembatan yang belum ambrol. Anyaman bambu juga digunakan sebagai dinding pengaman. Warga juga memasang pengumuman berupa larangan melintas karena berbahaya.

Tetapi, sejumlah warga mengendarai sepeda motor, sepeda motor membawa beronjong, maupun mobil jenis sedan lawas nekat melintas. Warga Punukanwetan, RT 005/RW 010, Ngadiluwih, Ngadikem, 49, nekat melintasi jembatan saat hendak berjualan sayur keliling.

“Ya ketar-ketir lewat sini. Rumah saya di situ [menunjuk kampung di utara jembatan. Kalau muter 1,5 kilometer. Bismillah saja kalau lewat,” kata dia saat ditemui wartawan seusai menyeberang jembatan.

Saat jembatan itu ambrol sebagian, warga melewati jembatan lain yang menghubungkan Dusun Punukanwetan dengan Dusun Kuthukan. Tetapi, jembatan alternatif itu pun rusak. Badan jembatan berlubang dengan diameter lebih dari satu meter.

Warga sekitar berinisiatif memasang tanda peringatan berupa waterbarier yang dipotong beberapa bagian, meletakkan bekas reruntuhan tembok, dan menutupi lubang menggunakan dahan pohon maupun bambu.

Tetapi, warga sekitar masih nekat melintas pada sisi lain jembatan yang tidak rusak. Seperti dilakukan warga Punukanwetan, Cahyo Nugroho, 60. Cahyo menuturkan sebagian badan jembatan berlubang pada Senin (24/4/2017) sore. Dia menduga jembatan rusak karena usia. Jembatan itu dibangun pada saat program Pelita Tahap ke-2 pada 28 Oktober 1970.

Pantauan Espos, jembatan penghubung Dusun Punukanwetan ke Kuthukan itu mendapatkan alokasi dana dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar melalui dana alokasi umum (DAU) Karanganyar Tahun 2015. Prasasti pada jembatan tertulis pembangunan jembatan gudang Punukan Ngadiluwih Matesih. Alokasi DAU Rp93,8 juta. Pembangunan dilaksanakan CV Madyo Utomo.

“Pembangunan sudah lama. Kami akan laporkan ke kecamatan soal kerusakan ini. Bisa jadi karena usia jembatan dan bukan karena dilewati kendaraan sarat muatan. Kami pasang rambu-rambu supaya mobil tidak lewat. Mobil bisa lewat dusun lain,” tutur Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Desa Ngadiluwih, Muhdi Adnan, saat ditemui wartawan sedang meninjau jembatan rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya