SOLOPOS.COM - Aktivitas warga seusai ketinggian air surut di kawasan Bendung Karet, Tirtonadi Solo, Jumat (24/4/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Jembatan Solo, empat rumah di sekitar terminal terkena proyek jembatan tirtonadi.

Solopos.com, SOLO--Empat bangunan rumah warga bakal terkena proyek pembangunan jembatan baru Tirtonadi yang dikerjakan pada 2016 mendatang.  Jembatan tersebut dibangun guna mengurai kemacetan lalu lintas sekaligus langkah strategis Pemkot dalam mengembangkan kawasan Solo utara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo Endah Sitaresmi Suryandari mengatakan pembangunan jembatan baru Tirtonadi sepenuhnya akan dibiayai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jembatan baru Tirtonadi ini sesuai rencana dibangun di sisi barat jembatan yang ada saat ini. Dengan demikian ada dua lajur jembatan, seperti halnya jembatan Kandangsapi. Setidaknya, Sita mengatakan ada empat rumah warga yang diperkirakan terkena proyek pembangunan jembatan tersebut.

Pihaknya segera membahas persoalan empat bangunan rumah milik warga yang bakal terkena proyek dalam waktu dekat. Tentunya hal ini berkaitan dengan dana ganti rugi bagi pemilik bangunan. Namun, Sita belum banyak berkomentar terkait persoalan itu mengingat anggaran pembangunan seluruhnya murni dana bantuan dari pemerintah pusat.

“Tahun ini kami sudah mulai menyusun detail engineering design [DED]. Kami targetkan akhir bulan ini sudah selesai DED-nya,” kata Sita ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Rabu (18/11).

Harapannya, Sita mengatakan proses lelang pembangunan jembatan bisa dilaksanakan Desember nanti. Sehingga pelaksanaan pembangunan jembatan direalisasikan awal tahun depan.

Menurutnya, pembangunan jembatan baru Tirtonadi dinilai sangat mendesak. Selain untuk mengurai kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut, juga sebagai bentuk keseriusan Pemkot dalam mengembangkan kawasan Solo utara.
“Kepadatan lalu lintas di Tirtonadi sudah semakin padat. Sehingga mengatasi itu perlu dibangun lajur jembatan baru. Jembatan ini juga menghubungkan kawasan Solo selatan dengan Solo utara,” katanya.

Penjabat (Pj.) Wali Kota Solo Budi Suharto mengatakan Pemkot berkomitmen untuk mengembangkan kawasan Solo utara. Bentuknya dengan perbaikan sarana dan prasarana infrastruktur di kawasan Solo utara. Salah satunya dengan pembangunan jembatan Tirtonadi. Apalagi jika dikaitkan dengan bakal beroperasinya tol Solo-Kertosono di wilayah Solo utara. Praktis wajah Solo utara sebagai pintu masuk Solo harus dipoles dengan baik. Hal ini dinilai dapat merangsang pertumbuhan investasi di kawasan tersebut.

“Pemkot fokus dalam penataan dan pembangunan di Solo utara. Salah satunya dengan jembatan itu,” katanya.

Budi mengatakan serius mengembangkan kawasan Solo utara menjadi central business district (CBD) atau daerah pusat kegiatan. Pemkot telah menetapkan tiga kawasan segitiga meliputi Tirtonadi, Komplang dan Joglo ditetapkan sebagai CBD Solo utara bagian barat. Sedangkan Kawasan Mojosongo sebagai CBD Solo utara bagian timur. Saat ini pusat keramaian atau aktivitas kota terpusat di Solo bagian selatan, sehingga bebannya sangat tinggi. Sementara semua sarana di Solo utara belum memadai, sehingga tidak heran jika masyarakat masih mengakses untuk memenuhi kebutuhannya ke Solo selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya