SOLOPOS.COM - Ilustrasi proyek pembangunan jalan tol. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Infrastruktur jalan Soloraya, pemangku kepentingan diminta meninggalkan ego sektoral dalam pembangunan.

Solopos.com, SOLO–Penjabat Wali Kota Solo Budi Suharto menyebutkan untuk memajukan pembangunan suatu daerah semestinya pemangku kepentingan menanggalkan ego sektoral.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelumnya, Pemkab Sukoharjo merekomendasikan pembangunan jalan lingkar melalui Gatak-Baki-Grogol-Mojolaban-Sroyo-persimpangan ringroad utara Karanganyar sebagai alternatif mengurai kemacetan di Soloraya.
Pemkab menyebut opsi pembangunan di atas tanggul Sungai Bengawan Solo yang menggunakan wilayah Sukoharjo dipandang hanya untuk kepentingan Solo.

“Kita sedang bicara pembangunan lintas wilayah. Kewenangan nantinya [pembangunan jalur lingkar] ada di Kementerian PU dan Pera. Kita ini satu kesatuan Republik Indonesia. Jangan sampai ego-nya [sektoral] menjadi tidak produktif bagi kemajuan pembangunan,” ujar Budi ketika berbincang dengan Solopos.com di Loji Gandrung, Jumat (23/10/2015).

Pj. Wali Kota mengatakan dalam waktu dekat semestinya pemangku kepentingan yang terdampak pembangunan jalan lingkar di Soloraya bisa duduk bersama untuk membahas pembangunan.

“Sampai saat ini belum ada omongan ke sana. Menurut saya yang paling bijak, semua pihak baik Pemkot Solo, Pemkab Sukoharjo, dan Pemkab Karanganyar duduk bersama. Karena usulan ini belum final,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, Budi kembali mengutarakan kajian usulan pembangunan jalan lingkar yang digelar di Balai Kota Solo beberapa waktu yang lalu belum final.  Menurut dia, Pemkot Solo tidak menetapkan harga mati memilih opsi jalur lingkar dalam.

“Kami sendiri tidak saklek dalam mengusulkan wilayah yang akan dibangun jalan lingkar. Yang lebih mampu mengalkulasi dengan berbagai pertimbangan dan pilihan, saya pikir sudah ada jagonya sendiri. Prinsip permohonan dan keinginan boleh saja tapi harus disinkronkan antardaerah,” ujarnya.

Kepala Bappeda Solo, Ahyani, menuturkan tingginya ego sektoral di suatu wilayah bisa menghambat perkembangan. “Dalam menyikapi pembangunan tidak perlu paranoid. Sulit berkembang nantinya,” ujar dia saat ditemui di Gedung Bank Indonesia Solo, Jumat siang.

Ahyani menampik Pemkot Solo tidak memertimbangkan daerah lain saat memilih opsi pembangunan jalan lingkar dalam via tanggul Sungai Bengawan Solo.

“Kota Solo sendiri berpikir daerah lain juga harus berkembang. Pembangunan ini bukan hanya untuk Solo semata. Tapi Solo Baru bisa ikut berkembang, Kartasura berkembang, dan Palur juga berkembang. Kami inginnya bukan Solo harus Solo saja,” ungkap dia.

Disinggung soal peruntukan tanggul Sungai Bengawan Solo dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW), Ahyani mengungkapkan pembangunan jalan lingkar dalam di atas tanggul tidak mengganggu fungsi lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya