SOLOPOS.COM - Ilustrasi proyek pembangunan jalan tol. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Infrastruktur jalan Soloraya, Ditjen Bina Marga Kementerian PU dan Pera menargetkan pada 2016 pembangunan jalan lingkar sudah dimulai.

Solopos.com, SOLO–Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU dan Pera) menargetkan pembangunan jalan lingkar untuk mendukung pertumbuhan kawasan ekonomi Soloraya harus dimulai 2016 mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Bina Pelaksanaan (Binlak) Wilayah II Ditjen Bina Marga Kemen PU dan Pera, Atyanto Busono, di sela kegiatan The 3rd International Conference on Rehabilitation and Maintenance in Civil Engineering Program Studi Teknik Sipil UNS di Hotel Sahid Jaya, Kamis (19/11/2015).

“Tahun depan harus sudah dimulai pembangunannya. Sebentar lagi kita menghadapi era ekonomi bebas ASEAN [MEA]. Itu artinya harga barang lokal harus bersaing dengan barang impor. Salah satu cara menekan harga, transportasi harus lancar. Kalau sudah lancar, ongkos distribusi bisa ditekan dan harga barang lokal bisa lebih murah,” ujarnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan pembangunan jalan lingkar bakal berdampak pada peningkatan ekonomi wilayah sekitarnya.

“Konsep jalan arteri semacam ini secara tidak langsung meningkatkan perekonomian daerah sekitar yang dilalui. Kaitannya dengan perekonomian antarkota. Bukan wilayah lagi,” katanya.

Atyanto mengemukakan pembangunan jalan lingkar membutuhkan kerja sama antarwilayah. Dia berpesan ego sektoral harus ditanggalkan agar pembangunan bisa segera berjalan.

“Tidak bisa keputusan salah satu pemda saja. Semua pihak harus legawa. Tetap harus ada yang mengalah. Kami juga mengharapkan kerelaan masyarakat karena ini untuk kepentingan orang banyak,” pesannya.

Disinggung soal munculnya sejumlah opsi pembangunan jalur lingkar Soloraya, dia menyebut pemerintah akan mengeksekusi opsi jalan yang dipandang paling aman dilalui pengendara kendaraan.

“Tanpa mengesampingkan kajian teknis, prioritas saat membangun diupayakan yang paling aman. Artinya minim tikungan tajam dan kendala lain yang membahayakan pengguna jalan. Setelah itu, baru dicari alternatif yang paling minim pembebasan lahan,” jelasnya.

Atyanto menegaskan Kemen PU dan Pera tidak mempersoalkan lokasi pembangunan yang selama ini menjadi bahan pertimbangan teknis sejumlah pengamat.

“Lokasi enggak masalah. Mau di atas sungai, di bawah sungai, atau di mana saja kami bisa. Kami siapkan kajiannya,” ujarnya.

Disinggung soal progres wacana pembangunan jalan lingkar Soloraya, Atyanto menyebut saat ini sudah memasuki tahap perencanaan. “Saat ini semestinya sudah masuk taraf desain di Balai Besar V Surabaya [Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V]. Setelah rampung, kami siap mengeksekusi,” ungkapnya.

Sementara itu, pengamat transportasi Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, yang mengikuti forum group discussion (FGD) prastudi kelayakan pembangunan jalan lingkar di Kantor Bappeda Solo beberapa waktu lalu, menilai alternatif jalur lingkar yang paling aman melintasi Jl. Solo-Jogja km 15,8 (Gatak), kemudian melewati Baki, Grogol, Mojolaban, Jaten, Sroyo dan keluar di persimpangan ring road utara Karanganyar.

“Paling aman opsi jalur lingkar luar via Sukoharjo dan Karanganyar. Alternatif tersebut terintegrasi dengan rencana simpul transportasi lain seperti rencana terminal barang di Solo, terminal peti kemas di Stasiun Gawok, dll.,” katanya kepada Solopos.com, Kamis sore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya