SOLOPOS.COM - Kondisi terkini talut Bendungan Pangkah yang mengalami kerusakan di kedua sisi bangunan, Rabu (27/7/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Infrastruktur Gunungkidul berupa bendungan Pangkah dikeluhkan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Warga di Dusun Pangkah, Desa Candirejo mengeluh rusaknya talut bendungan yang kembali jebol. Padahal bangunan ini belum genap satu tahun, karena baru diperbaiki di akhir tahun lalu.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Pantauan yang dilakukan Harianjogja.com, Rabu (27/7/2016), jebolnya talut terjadi di kedua sisi bendungan. Kerusakan yang terjadi memiliki panjang sekitar tiga sampai tujuh meter. Kerusakan terparah terjadi di sisi kanan bendungan, karena sudah mulai memicu longsoran yang membuat tanah di sekitarnya ikut ambles.

Beruntung aliran air di sekitar bendungan alirannya kecil sehingga untuk sementara kerusakannya tidak meluas. Salah seorang warga Dusun Pangkah, Desa Candirejo, Karinem mengatakan, kerusakan talut terjadi sejak satu bulan yang lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Jebolnya talut disebabkan karena hujan yang turun dengan derasnya yang berakibat terjadinya banjir. Derasnya aliran air membuat talut di kedua sisi bendungan menjadi ambrol. “Saya pasnya agak lupa, tapi sebelum jebol terjadi hujan yang sangat deras,” kata Karinem.

Dia pun berharap kerusakan itu segera diperbaiki sehingga talut yang jebol tidak semakin parah. Terlebih lagi, hujan yang turun saat ini sudah jauh berkurang sehingga tidak akan ada kendala dalam proses perbaikan tersebut.

“Mudah-mudahan bisa diperbaiki sehingga kerusakan tidak tambah parah lagi,” ujarnya.

Hal senada diungkap oleh Giyanti, warga Pangkah lainnya. Menurut dia, kondisi talut belum lama diperbaiki. Sebab proses perbaikan dilakukan di akhir tahun lalu.

Namun dikarenakan banjir yang menerjang beberapa waktu lalu, talut kembali rusak sehingga butuh perbaikan lagi agar tidak semakin parang. “Kerusakan yang dulu dan sekarang hampir sama, yakni talut tidak kuat menahan derasya aliran air,” katanya.

Dia menyakini, jika tidak segera diperbaiki kerusakan bisa bertambah parah. Hal ini terjadi karena hujan masih sering turun sehingga potensi banjir masih ada, meski sudah memasuki musim kemarau.

“Kalau sampai musim hujan tidak diperbaiki maka bisa lebih luas kerusakannya. Kemungkinan tanah-tanah di sekitarnya juga bisa ikut ambrol karena gerusan dari aliran air,” ungkap wanita yang jadi penambang pasir ini.

Selain proses perbaikan talut, di sekitar sungai juga butuh pengerukan. Pasalnya tingkat kedangkalan di bendungan sudah parah, sehingga air tidak bisa tertampung karena ketinggian bendungan dengan aliran air sudah sama.

“Harusnya bisa menampung air, sehingga saat kemarau bisa dimanfaatkan. Tapi untuk sekarang yang ada tinggal pasir saja,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya