SOLOPOS.COM - Warga melintas di jembatan darurat Bentangan di Desa Doplang, Teras, Boyolali, Senin (26/10/2015). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Boyolali yakni jembatan darurat Bentangan butuh perbaikan akses.

Solopos.com, BOYOLALI – Warga Desa Doplang, Teras dan Tegalrejo, Sawit, Boyolali, mengeluhkan akses jembatan darurat Bentangan yang kurang memadai. Hal itu dapat membahayakan pengguna jalan dan rawan terjadi kecelakaan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Salah seorang warga Desa Tegalrejo, Kusnadi, mengatakan Jembatan Bentangan merupakan jembatan penghubung antara Desa Wanut, Tulung, Klaten dengan Desa Doplang, Teras, Boyolali.

Jembatan itu dibangun pada masa penjajahan Belanda dan belum pernah diperbaiki sama sekali hingga kondisinya rusak berat.

“Jembatan Bentangan tahun ini diperbaiki Pemerintah Provinsi Jateng dengan menggunakan anggaran APBD 2015 senilai Rp2,4 miliar,” ujar Kusnadi saat ditemui di jembatan, Senin (6/10/2015).

Kusnadi menyayangkan pembangunan jembatan itu tidak dibarengi dengan pembuatan jembatan darurat. Warga, lanjut dia, yang setiap hari menggunakan jembatan itu untuk beraktivitas sekarang kebingungan setelah jembatan itu ditutup selama tiga bulan.

“Perbaikan jembatan dilaksanakan mulai September sampai November. Warga harus memutar jalan sekitar belasan kilometer untuk menuju ke Klaten,” kata Kusnadi.

Kusnadi mengatakan warga Doplang dan Tegalrejo kemudian sepakat membuat jembatan darurat Bentangan dengan dana swadaya. Jembatan itu berupa bambu dengan menelan dana senilai Rp15 juta.

Akses jalan menuju jembatan darurat Bentangan itu berada di tengah kolam Kampung Lele Desa Tegalrejo, Sawit.

“Kami menyayangkan DPU dan ESDM Boyolali tidak membantu warga dalam pembuatan jembatan darurat. Papan petunjuk jembatan darurat pun tidak ada sehingga banyak warga yang tidak tahu,” kata dia.

Senada diungkapkan Warga Doplang, Murjito. Menurut dia, seharusnya DPU dan ESDM membantu pembuatan akses jalan menuju jembatan darurat Bentangan.

Kondisi akses jalan menuju jembatan darurat sangat terjal dan jalan tidak beraspal hanya berupa tanah. Selain itu minim lampu penerangan.

“Setiap hari jembetan darurat dipadati pengguna jalan. Banyaknya orang yang melintas di jembatan dengan kondisi akses jalan tidak layak mengakibatkan jalan sering terjadi kecelakaan,” kata Murjito.

Dia meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk memperbaiki jalan akses menuju jembatan darurat Bentangan. Ia khawatir kondisi jalan berupa tanah jika musim hujan akan menjadi becek dan dapat membahayakan warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya