SOLOPOS.COM - Sejumlah warga melihat kondisi Kali Putih di Dukuh Santren, Desa Mojolegi, Kecamatan Teras, Kamis (23/6/2016). Jembatan darurat di sungai tersebut hanyut akibat hujan deras Rabu malam. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Boyolali Jembatan Santren akan dibangun setelah Lebaran.

Solopos.com, BOYOLALI—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali meminta warga di tiga desa yakni Tawangsari dan Mojolegi, Kecamatan Teras, serta Brajan, Kecamatan Mojosongo, tidak membangun kembali jembatan darurat di Kali Putih, Dukuh Santren, Mojolegi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM (DPU dan ESDM) Boyolali, M.Kodri, menjelaskan proyek jembatan Santren baru saja selesai dilelang. DPU dan ESDM juga sudah menandatangani kontrak kerja dengan pemenang lelang CV.Central Group.

“Jadi ndak usah diperbaiki karena sebentar lagi jembatan itu mau dibangun. Sebelum Lebaran sudah persiapan pelaksanaan proyek, setelah Lebaran langsung dibangun,” kata Kodri, saat berbincang dengan solopos.com, Jumat (24/6/2016).

Dia meminta masyarakat di tiga desa tersebut bersabar sementara waktu. “Jalannya muter dulu ndak apa-apa ta? Dari pada masang jembatan darurat lagi, terus dibongkar lagi, buang-buang tenaga nanti.”

Berdasarkan data yang diterima, proyek jembatan Santren akan dibangun dengan anggaran Rp1,143 miliar.

Seperti diketahui, jembatan darurat Kali Putih di Dukuh Santren hanyut diterjang derasnya aliran sungai pada Kamis (23/6/2016) dini hari.

Jembatan darurat yang menghubungkan tiga desa yaitu Desa Tawangsari, Desa Mojolegi, Kecamatan Teras, dan Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, dibangun sekitar setahun lalu setelah jembatan permanen Kali Putih ambrol pada Januari 2015.

Curah hujan tinggi yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir tahun bakal mengganggu kelancaran proyek pembangunan jembatan. Terkait kondisi ini, Kodri meminta kontraktor ekstra hati-hati, cermat, dan pengamanan teknis harus dipersiapkan dengan baik. Jangan sampai dinding sungai itu longsor atau cor hilang akibat tergerus aliran sungai maupun diguyur hujan deras.

“Itu nanti mau tidak mau kan pasti membendung aliran sungai terlebih dahulu. Jadi harus disiapkan karung berisi pasir yang banyak, itu salah satunya. Ya, semua itu tergantung keahlian pemborong. Saya berharap proyek dikerjakan dengan baik,” tambah Kodri.

Menurut keterangan warga, jembatan Kali Putih dibangun pada zaman penjajahan Belanda. Usianya sudah cukup tua sehingga mudah ambrol. Jembatan darurat yang hanyut kemarin juga diikuti rekahan tanah pada bibir sungai hingga menggerus 1-2 meter aspal jalan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya