SOLOPOS.COM - Sejumlah tong dan spanduk bernada protes terpasang di jalan raya Desa Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali, Senin (8/8/2016). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Boyolali, pelaksana proyek tak bisa berbuat apa-apa setelah harus mengantre aspal.

Solopos.com, BOYOLALI–Proyek perbaikan jalan raya di Dukuh Gejikan, Desa Gagak Sipat, Ngemplak, tak bisa dilanjutkan hingga akhir bulan ini. Pasalnya, aspal yang dipesan pelaksana proyek, baru akan terealisasi akhir Agustus nanti menyusul terjadinya antrean panjang para pemesan aspal.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pelaksana proyek dari PT Utomo Mandala Perkasa, Wiroso, mengatakan mandegnya proyek perbaikan jalan di Dukuh Gejikan tersebut murni karena terjadi antrean panjang pemesanan aspal. Pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin menemui PT Panca Dharma selaku penyedia aspal. Namun, permintaanya itu tetap tak bisa dipenuhi lantaran para pemesan aspal sudah mengantre panjang.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami sudah bekerja sesuai SOP [standar operasional prosedur]. Ini murni masalah antrean aspal yang memang kami tak punya wewenang untuk mempercepatnya,” ujarnya kepada Solopos.com, Selasa (9/8/2016).

Wiroso bisa memaklumi protes warga setempat atas mandegnya proyek perbaikan jalan itu. Meski demikian, pihaknya bersama aparat desa setempat sudah menyampaikan alasan dan meminta pengertian warga setempat. Wiroso menegaskan bahwa tugas dia selaku pelaksana proyek sudah dijalankan sesuai aturan. Hanya saja, terangnya, pasokan aspal yang terhenti sudah di luar kemampuannya. “Saya pinginnya secepat mungkin perbaikan jalan selesai. Saya itu juga warga Gagak Sipat. Saya menjabat ketua RT juga. Saya tak ingin proyek mandeg seperti ini,” akunya.

Soal debu yang beterbangan, Wiroso mengaku sudah menyirami jalan secara temporal. Namun, jika hujan datang, penyiraman badan jalan tak dilakukan. “Ya kalau disiram air, memang bisa mengurangi debu. Tapi kan setelah kering ya, berdebu lagi,” akunya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral (DPU-ESDM) Boyolali, M. Qodri, membenarkan bahwa mandegnya pengaspalan di Gejikan disebabkan pesanan aspal yang harus antre. Pihaknya melanjutkan proyek perbaikan jalan juga akan diikuti dengan perbaikan drainase. Pasalnya, aspal akan ditinggikan sekitar 25 centimeter dari jalan semula. “Kami sudah cek. Persoalan itu karena aspal belum bisa didatangkan lantaran antre pesanan dulu,” terangnya.

Sebelumnya, warga Gejikan memprotes proyek pengaspalan jalan raya di desanya yang tak kunjung dilanjutkan sejak sepekan terakhir. Selain memasang spanduk bernada protes, warga juga memasang sejumlah tong di tengah jalan di kawasan Hotel Gambur Anom itu.

Sedikitnya ada enam tong yang dipasang di tengah-tengah jalan. Selain itu, juga bertebaran sejumlah spanduk bernada protes, antara lain “Piye karepe? Sengsoro! Piye Karape? Rampunge kapan?”. Sejumlah warga dan calon pembeli di warung makan terpaksa memakai masker. Mereka mengeluhkan debu-debu yang beterbangan yang bikin sesak napas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya