SOLOPOS.COM - Pekerja memasang beronjong di atas gorong-gorong jembatan Samiran di Kecamatan Selo, Boyolali, yang akan diperlebar, Minggu (13/12/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Boyolali yakni jembatan Samiran diperbaiki.

Solopos.com, BOYOLALI — Proyek perbaikan dan pelebaran jembatan Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, akhirnya terealisasi meskipun saat ini masih ada satu petak tanah seluas 170 meter persegi milik warga yang belum bisa dibebaskan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti diketahui, jembatan Samiran ambrol pada awal tahun 2015 karena longsor dan hujan deras. Proyek perbaikan jembatan itu harus membebaskan tanah milik warga karena jembatan itu harus dilebarkan.

Proses pembebasan tanah berjalan cukup alot sehingga perbaikan jembatan yang semestinya bisa dilaksanakan bulan Oktober justru molor hingga akhir November 2015.

Ekspedisi Mudik 2024

Pengawas Jalan Solo-Selo-Borobudur (SSB) Bina Marga Provinsi Jateng, Sumarwan, mengatakan tanah seluas 170 meter persegi hanya milik satu warga yang belum menyepakati nilai ganti rugi pembebasan tanah. Pemilik tanah tidak sepakat dengan standar harga pembebasan yang ditetapkan pemerintah untuk proyek jembatan itu.

“Ya, tinggal satu itu yang belum bebas. Akhirnya kami tempuh jalur hukum. Proses konsinyasi di pengadilan dan ini sudah proses,” kata Sumarwan, Minggu (13/12/2015).

Sembari menunggu proses di pengadilan, Bina Marga Jateng melalui kontraktor CV Iskandar Muda memulai proyek jembatan tersebut.

“Kira-kira sudah dua pekan berjalan,” kata salah seorang pengawas proyek, Yoto Suharno, saat ditemui di lokasi. Rencananya, jembatan Samiran diperlebar hingga 10 meter ke arah utara.

Proyek tersebut dimulai dengan pembuatan gorong-gorong yang terbuat dari pelat besi. “Gorong-gorongnya sudah selesai dan sekarang pemasangan dasar jembatan dan beronjong berisi bebatuan. Beronjong itu fungsinya untuk resapan,” kata Yoto.

Di atas beronjong akan dicor beton atau rigid baru kemudian pengisian badan jembatan. “Besok [hari ini] tanah untuk pelebaran jembatan mulai kami keruk,” imbuh dia.

Talut jembatan di sisi selatan juga akan diperkuat dengan beronjong batu untuk menghindari longsor tebing. Namun sebelumnya kontraktor harus mengecek kekuatan tanah terlebih dahulu.

Sumarwan menambahkan struktur dan bahan yang digunakan untuk membangun jembatan Samiran akan memengaruhi kekuatan, keamanan, dan keawetan jembatan. “Kami gunakan bahan-bahan yang awet bisa berusia lebih dari 20 tahun,” imbuh dia.

Pemerintah Provinsi Jateng mengucurkan anggaran hingga Rp1,2 miliar untuk proyek tersebut. Targetnya, akhir tahun ini proyek itu selesai. “Ya, harus dikebut. Mau bagaimana lagi, dari awal proyek ini memang sudah sangat terlambat karena masalah pembebasan tanah yang tak kunjung selesai,” kata dia.

Proyek perbaikan jembatan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas di jalur alternatif Boyolali-Magelang. Meskipun masih diberlakukan sistem buka tutup, namun truk sudah diperbolehkan melintasi jalur tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya