SOLOPOS.COM - Pekerja beraktivitas di lokasi pembangunan Jembatan Santren, Desa Mojolegi, Kecamatan Teras, Sabtu (13/8/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Boyolali, Pemkab mulai mengerjakan pembangunan jembatan Santren di Mojolegi, Teras.

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali akhirnya mulai mengerjakan pembangunan Jembatan Santren, yang berada di Desa Mojolegi, Kecamatan Teras.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Anggaran senilai Rp1,143 miliar dikucurkan untuk jembatan yang menjadi penghubung tiga desa di dua kecamatan yakni Desa Mojolegi dan Tawangsari, Kecamatan Teras, serta Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lokasi proyek, sejumlah pekerja mulai menyiapkan pondasi jembatan. Sebagian pekerja juga merangkai besi cor.

Pelaksana proyek harus pandai-pandai menyiasati teknis pembangunan jembatan mengingat air di Sungai Kali Putih kerap mengalir deras apalagi saat hujan turun. Pekerja menyiasati agar aliran air di jembatan mengalir lancar. Aliran air dialihkan dengan menggunakan talang seng agar air tidak menggenangi lubang fondasi di kedua sisi jembatan. Untuk menghindari genangan air, pekerja menyedot air pada lubang galian menggunakan mesin disel.

“Yang jelas proyek ini harus dikerjakan secepat mungkin agar tidak bertemu musim hujan akhir tahun. Ini saja yang semestinya sudah kemarau justru masih sering turun hujan,” kata penanggung jawab proyek dari CV Central Group, Bagyo, saat ditemui wartawan di lokasi proyek, beberapa hari lalu.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM (DPU dan ESDM) Boyolali, M. Kodri, mengatakan proyek pembangunan Jembatan Santren tersebut termasuk prioritas karena Jembatan Santren punya peranan yang cukup penting untuk menopang kegiatan ekonomi warga di tiga desa.

Dia meminta selama berlangsungnya proyek, masyarakat bersabar dan rela menempuh perjalanan lebih jauh terlebih dahulu. Disinggung tentang curah hujan tinggi yang diperkirakan masih turun, pihaknya meminta kontraktor agar lebih hati-hati. Pembangunan harus dilakukan dengan perencanaan matang dan pengamanan ekstra.

Jembatan Santren hancur setahun lalu akibat terjangan banjir. Warga kemudian membangun jembatan darurat dari kayu dan bambu. Namun jembatan darurat juga hancur terkena luapan sungai dua bulan lalu.

Warga Dukuh Ledok, Desa Brajan, Apri, mengatakan putusnya jembatan Kali Putih telah menyulitkan warga. Menurut dia, bukan hanya petani yang kesulitan mobilitas akibat putusnya jembatan namun juga anak-anak sekolah yang harus memutar hingga 5 kilometer. “Mudah-mudahan proyeknya segera selesai,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya