SOLOPOS.COM - Ilustrasi serangan jantung mendadak (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Masuk angin kasip (dilafalkan kasep) atau masuk angin duduk kerap dimaknai orang awam sebagai gejala masuk angin yang sudah sangat parah karena terlambat ditangani. Penanganannya pun kadang tidak berbeda dengan masuk angin biasa, yakni dengan dikerik, memakai minyak angin atau balsam, dan istirahat (tidur).

Orang tidak menyadari bahwa penanganan itu saja sejatinya tidaklah cukup. Bahkan jika salah penanganan bisa mengakibatkan kematian. Sebab, masuk angin duduk merupakan salah satu gejala serangan jantung mendadak.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Menurut dokter spesialis jantung Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo, Trisulo Wasyanto, gejala khas serangan jantung di antaranya nyeri dada seperti dicengkeram, tertindih, dan menjalar ke leher, rahang, lengan sisi kiri selama 20 menit. Lalu umumnya disusul keluar keringat dingin hingga tak sadarkan diri. Hampir mirip dengan gejala masuk angin duduk sehingga sering disalahpahami.

Ekspedisi Mudik 2024

Karena itu penting untuk mengenali gejala maupun faktor-faktor penyebabnya sehingga tidak salah dikenali sebagai masuk angin duduk. Faktor risiko serangan jantung dibedakan menjadi faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diantisipasi. Faktor yang tidak dapat diubah adalah jenis kelamin laki-laki dan memiliki riwayat keluarga yang terkena penyakit jantung koroner.

Risiko penyakit jantung koroner pada laki-laki terjadi 10 tahun lebih muda dibandingkan wanita. Kenapa? Karena seorang wanita yang masih produktif punya hormon estrogen. Hormon ini melindungi dia dari jantung koroner. Laki-laki tidak punya hormon itu. Tapi jika seorang wanita diangkat indung telur, risikonya sama,” ujar dia saat diwawancarai Solopos.com seusai Seminar Mengenal Gejala Awal Penyakit Jantung dan Penanganannya di RS PKU Muhammadiyah Solo, Sabtu (28/12/2013).

Tempat Terjadi Nyeri pada Gangguan Jantung

Di belakang tulang dada
Di belakang tulang dada menjalar ke leher
Dari dada menjalar ke bahu dan lengan
Dari dada menjalar ke rahang
Di dada bawah, di ulu ati (sering ditafsirkan penyakit mag)
Di daerah punggung di antara kedua belikat

Sedangkan faktor risiko yang dapat diantisipasi di antaranya kurang berolahraga, merokok, diabetes melitus, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, hingga kegemukan. Bagi yang memiliki faktor tersebut, Trisulo menyarankan untuk memeriksakan kondisi jantung ke rumah sakit.

Kemajuan teknologi kesehatan saat ini dapat membantu mencegah sejak dini. Alat yang disediakan mampu melihat kematian otot jantung ringan atau berat. “Tahunya ringan atau berat diperiksa dengan MSCT [multislice computed tomography] scan, di Pusat Pelayanan Jantung Terpadu di RSUD dr. Moewardi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya