SOLOPOS.COM - Ilustrasi imunisasi (Burhan Aris N./JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Imunisasi merupakan salah satu cara memberikan kekebalan pada tubuh agar manusia tidak mudah terserang penyakit tertentu. Imunisasi yang dilakukan di luar jadwal bisa berakibat buruk terhadap jiwa si anak.

Beberapa program imunisasi bagi anak balita sudah dilakukan pemerintah secara rutin sesuai jadwal. Imunisasi itu di antaranya suntikan ketika bayi baru dilahirkan berupa vaksin hepatitis B, sesaat sebelum pulang dari rumah sakit berupa imunisasi polio hingga imunisasi saat anak duduk kelas VI SD.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dokter spesialis anak, Hari Wahyu Nugroho, yang hadir dalam bincang kesehatan di Radio Solopos FM, Rabu (23/4/2014), mengatakan tujuan imunisasi yang paling penting ialah mencegah kematian, kecacatan serta wabah penyakit. Semua orang tua, lanjut Hari, harus memperhatikan jadwal imunisasi anak mereka.

Jadwal imunisasi sudah disesuaikan berdasarkan epidemiologi atau kekhasan penyakit sesuai usia anak. Jika imunisasi dilakukan di luar jadwal, bisa berakibat buruk terhadap jiwa si anak. Sistem kekebalan tubuh si anak menjadi lemah dan mudah terserang penyakit.

“Semua anak Indonesia diharapkan mendapatkan semua imunisasi secara lengkap agar tumbuh kembangnya tetap optimal. Terlewat satu saja, enggak sesuai jadwal maka kadar antibodi atau kekebalan tubuh enggak akan sesuai yang diharapkan. Tidak sebaik ketika imunisasi  dilakukan sesuai jadwal,” terang dia.

Di luar imunisasi yang dijadwalkan, kata Hari, ada juga imunisasi wajib yang belum diprogramkan pemerintah. Imunisasi tersebut berupa penyuntikan vaksin MMR untuk melawan demam campak, beguk atau gondong, dan rubela.

Penyuntikan vaksin MMR diberikan saat berusia 15 bulan. Vaksin rubela, utamanya penting untuk anak perempuan. Pasalnya, jika besar nanti dia hamil dalam keadaan terkena virus rubela, bisa menimbulkan kecacatan pada anak yang dikandung. Sedangkan vaksin beguk atau gondongan penting untuk menghindari kemandulan bagi anak laki-laki ketika dewasa nanti.

Salah seorang pendengar Solopos FM, asal Solo, Sadra, menanyakan dampak imunisasi kepada kedua anaknya. Dalam pertanyaan yang dikirim melalui pesan singkat itu, Sadra, mengaku khawatir terhadap kedua anaknya yang tiba-tiba panas tinggi setelah disuntik imunisasi. “Kenapa anak saya setelah diimunisasi kadang panas tinggi, kadang enggak, Dok? Ini bahaya enggak ya?” tanya dia.

Menurut Hari, panas tinggi seusai imunisasi bisa saja terjadi. Namun tak semua tubuh manusia merespons penyuntikan imunisasi dengan panas tinggi. Menurutnya, panas badan pascaimunisasi merupakan hal wajar dan tidak perlu dikhawatirkan.

“Kalau dibandingkan dengan manfaatnya, panas tinggi bukan masalah yang perlu dikhawatirkan. Badan panas seusai imunisasi tetap aman karena biasanya sudah diantisipasi oleh dokter yang menyuntikkan vaksin. Reaksi panas memang tergantung masing-masing anak. Terutama bagi anak yang memiliki riwayat alergi tinggi, tapi hal ini enggak perlu dikhawatirkan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya