SOLOPOS.COM - Wahyu Aji Wibowo

Info hidup sehat kali ini tentang berpuasa bagi penderita diabetes melitus.

Solopos.com, SOLO — Berpuasa di Bulan Ramadan diwajibkan bagi umat Islam. Ibadah ini mendatangkan kenikmatan tersendiri bagi mereka yang menjalankannya. Selain dijanjikan berlimpah pahala juga memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh ditinjau secara medis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berpuasa diyakini memberikan manfaat bagi tubuh, jiwa, dan pikiran mereka yang menjalaninya. Dengan berpuasa, tubuh dapat mengistirahatkan saluran pencernaaan, enzim, hormon, dan organ-organ tubuh yang biasanya bekerja terus pada hari biasa.

Kendati berpuasa adalah amalan yang dijanjikan berlimpah pahala dan memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh, tidak semua orang wajib menjalankannya. Ada kondisi tertentu yang membuat seseorang diperbolehkan tidak berpuasa, seperti ibu yang sedang hamil atau menyusui, orang yang sudah berusia lanjut dan dalam kondisi lemah, serta mereka yang sedang sakit berat atau parah.

Mengenai penyakit terkait puasa, ada suatu penyakit  yang dapat memengaruhi kondisi tubuh apabila penderitanya menjalani puasa, yakni diabetes mellitus atau penyakit gula.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Solo, Wahyu Aji Wibowo, diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit metabolis yang ditandai kadar gula tinggi dan dapat menyebabkan komplikasi akut dan kronis.

“Diabetes melitus atau kencing manis pada seseorang disebabkan karena kurangnya insulin dan kerja insulin kurang baik,” terang Aji kepada  di RS PKU Muhammadiyah Solo, beberapa waktu lalu.

Setiap datang Ramadan, selalu muncul pertanyaan mengenai penyakit diabetes melitus kaitannya dengan puasa. Pertanyaannya pun hampir sama, bolehkah penderita diabetes melitus berpuasa?

Sejak Subuh hingga Magrib saat Ramadan, muslim tidak mengonsumi makanan, minuman, hingga obat oral. Hanya ada dua jadwal makan yaitu sebelum Matahari terbit (sahur) dan setelah Matahari terbenam (iftar) saat berbuka puasa.

Bagi penderita diabetes melitus, hal ini  patut diperhatikan. Mereka harus mengonsumsi obat dan mendapatkan suntikan insulin. Karena itu, konsumsi obat dan waktu suntik insulin juga berubah.

“Kendati demikian, mereka yang mengalami diabetes melitus masih dapat menjalankan puasa dengan aman apabila didukung perencanaan yang matang untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan,” terang Aji.

Karena itu, pasien yang ingin berpuasa perlu berkonsultasi dengan dokter. Tujuannya untuk mendapatkan strategi yang tepat dan aman selama berpuasa.

“Saat berkonsultasi dengan dokternya, pasien diabetes melitus  harus lebih kritis atau banyak bertanya mengenai kondisi penyakitnya dan hal-hal apa yang perlu dipersiapkan menjelang puasa dan apa yang perlu dilakukan selama berpuasa,” ujar Aji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya