SOLOPOS.COM - Ilustrasi makan mi (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SURABAYA — PT Indofood Consumer Branded Product (ICBP) Sukses Makmur mengerek harga mi pada kisaran 4%-6% guna mengimbangi kenaikan biaya produksi yang dipacu kenaikan harga bahan, tarif listrik, hingga beban distribusi.

Direktur Indofood CBP, Taufik Wiraatmadja, menguraikan kenaikan harga antarproduk mi bervariasi tapi pada kisaran batas tersebut. Kenaikan sudah mempertimbangkan biaya variabel yang tentunya tidak akan turun lagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Variabel harga banyak sekali, jadi ini sudah mempertimbangkan berbagai faktor,” jelasnya di sela-sela Investor Summit di Surabaya, Kamis (21/8/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menguraikan seiring kenaikan harga mi, perseroan mengembangkan beberapa produk baru. Mengusung tema kuliner Indonesia produk yang diluncurkan Agustus ini memilih menu makanan lokal, antara lain Soto Lamongan hingga Dendeng Balado. Perseroan juga menyiapkan produk mi untuk diluncurkan akhir tahun. Hanya Taufik belum bisa menguraikan detail produk apa yang hendak dikenalkan ke publik tersebut.

Sementara di sisi kinerja, ICBP semester I/2014 membukukan penjualan neto Rp15,52 triliun tumbuh sebesar 23,4% dari periode sama tahun lalu Rp12,58 triliun. Kontribusi mi instan terhadap total penjualan 65%, dan sisanya disumbang lini produk susu 18%, makanan ringan 7%, minuman 5% dsb. Perseroan membukukan laba bruto Rp3,97 triliun naik 20,1% dibanding periode sama Rp3,3 triliun. Hanya bila ditinjau dari sisi margin laba bruto, aktivitas enam bulan pertama 2014 ada penurunan.

Penurunan laba bruto, kata dia, dipicu pula beban penjualan khususnya beban distribusi, pengangkutan, gaji hingga imbalan kerja karyawan.  “Margin laba bruto 25,6% dari 26,3% pada periode yang sama tahun lalu, terutama karena naiknya beberapa bahan baku,” tambahnya.

Sedangkan Komisioner ICBP, Fransiscus Welirang, mengatakan bahan baku impor seperti tepung gandum untuk produk mi tidak bisa digantikan. Langkah yang bisa dilakukan hanya dicampur dengan tepung ketela. “Tapi tidak berarti semua bisa dilakukan tindakan serupa, hanya sebagian yang bisa itu pun produk baru,” tegasnya soal substitusi tepung terigu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya