SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Inflasi Soloraya ditekan dengan berbagai cara salah satunya memberikan pelatihan manajemen kepada petani cabai.

Solopos.com, SOLO — Bank Indonesia (BI) Solo melakukan pendampingan dan pelatihan kepada petani klaster cabai yang ada di Kismantoro, Wonogiri, melalui pelatihan produksi dan manajemen pesemaian di Gudo, Jombang, Jatim pada 15-16 Oktober.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi cabai.

Kepala Perwakilan BI Solo, Bandoe Widiarto, mengatakan cabai merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi sehingga perlu ada penyeimbangan sisi permintaan dan penawaran. BI berupaya untuk membantu peningkatan produksi cabai untuk menjaga pasokan di pasar.

Dia mengatakan klaster cabai yang ada di Kota Gaplek tersebut cukup potensial karena memiliki lahan seluas 112 hektare (ha).

Dia mengungkapkan permasalahan utama yang dihadapi petani adalah terlalu tergantung pada bibit yang ada di pasar yang kurang terjamin kualitasnya yang menyebabkan produktivitas kurang optimal. Hal ini karena petani belum mengetahui cara penyemaian bibit yang baik.

“BI berupaya untuk membantu petani meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi sehingga mengadakan pelatihan ke Jombang untuk belajar manajemen pesemaian dan produksi. Pesemaian cabai di Jombang cukup baik dan mampu memasok sepertiga kebutuhan bibit di Jombang, Nganjuk, Kediri, dan sekitarnya,” ungkap Bandoe melalui siaran pers, Rabu (21/10/2015).

Dia menjelaskan bibit sangat penting karena berkontribusi hingga 40% terhadap keberhasilan produksi penanaman cabai sedangkan sisanya tergantung pada pemeliharaan.

Oleh karena itu, dia menilai pesemaian secara mandiri sangat diperlukan untuk dapat mengontrol kualitas bibit meski kondisi tersebut cukup merepotkan.

Dia menjelaskan petani bisa melakukan pembibitan dengan menyediakan polybag yang diisi arang, sekam, dan kompos atau pupuk kandang. Bibit unggul bisa dipilih melalui proses perendaman dan menyiapkan naungan serta jaring pelindung supaya bibit cabai terhindar dari panas, hujan, dan hama.

Bibit cabai juga perlu disiram setiap pagi dan sore kemudian ditanam setelah berusia 21 hari-24 hari atau setelah tumbuh tiga sampai empat lembar daun.

Bandoe mengatakan selain pelatihan, selama periode tiga tahun kerja sama ini juga dilakukan di bidang penguatan kelembagaan kelompok tani.

Hal itu dilakukan dengan meningkatkan kerja sama antarpetani dalam pengaturan tanam dan panen, perbaikan akses mengenai harga serta pasar.

Selain itu, membentuk industri olahan cabai untuk meningkatkan daya tawar petani dan peningkatan akses lembaga keuangan.

“Melalui program pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan keuntungan petani. Harga cabai diharapkan bisa lebih stabil sehingga inflasi terkendali,” kata Bandoe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya