SOLOPOS.COM - ilustrasi laju inflasi (JIBI/Solopos/Dok.)

Inflasi Solo terus dipantau oleh TPID.

Solopos.com, SOLO — Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Solo mewaspadai kenaikan harga volatile food atau komponen harga bergejolak menjelang pergantian tahun. Hal ini mengingat pada tahun lalu Desember menyumbang inflasi paling tinggi, yakni 0,99%.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Wakil Ketua TPID Solo, Bandoe Widiarto, mengungkapkan menjelang akhir tahun ini pertemuan dan inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan TIPD akan semakin diintensifkan untuk menjaga ekspektasi masyarakat. Pertemuan dengan distributor juga akan dilakukan untuk memantau jumlah stok dan penentuan harga.

“Pertemuan dengan distributor terus dilakukan tapi sifatnya tematik, tidak semua pedagang diundang dalam satu waktu tapi melihat komoditas apa yang sedang bergejolak,” ungkapnya, Rabu (23/11/2016).

Bandoe mengatakan yang perlu diwaspadai adalah volatile food karena cuaca saat ini sedang kurang baik sehingga menganggu produksi pangan. Menurut dia, harga administered price dan core cenderung stabil karena dalam waktu dekat tidak ada kebijakan pemerintah yang diubah.

Namun dia mengakui pada tahun depan harus diwaspadai mengenai rencana pemerintah menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) untuk daya 900 VA. Sebab, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (BI), Noor Yudanto, mengatakan kenaikan TTL ini akan menyumbang inflasi 0,8% selama setahun.

Sumbangannya cukup signifikan mengingat banyak masyarakat yang memiliki daya listrik 900 VA. Selain itu, elpiji 3 kilogram (kg) juga akan ada penyesuaian harga dengan sumbangan inflasi 0,3% selama setahun.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Solo, Triyana, saat ditemui secara terpisah mengatakan terus mengintensifkan pemantauan harga di pasar dan menjalin komunikasi dengan distributor untuk membantu mengendalikan harga barang.

Terkait gas melon, Triyana mengatakan telah berkordinasi dengan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) dan Pertamina untuk mengamankan pasokan.

Lebih lanjut, dia mengatakan untuk tahun depan sudah mengajukan penambahan alokasi sebanyak 20% dengan mempertimbangkan penambahan penggunaan khususnya dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Menurut dia, meski pemerintah telah berencana untuk melakukan distribusi elpiji secara tertutup. Namun hingga kini belum ada informasi lebih lanjut sehingga masih menggunakan peraturan lama untuk pengalokasian elpiji 3 kg. Meski begitu, apabila pemerintah menjalankan penyaluran elpiji secara tertutup, pihaknya siap mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya