SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (JIBI/Solopos/Antara)

Inflasi di Solo berhasil dikendalikan dengan pelaksanaan sidak dan pasar murah.

Solopos.com, SOLO—Kenaikan harga komoditas pangan selama Ramadan ini tidak terlalu tinggi, terbukti dengan rendahnya inflasi Solo yang hanya 0,22%. Inspeksi mendadak (sidak), pertemuan dengan distributor, dan pasar murah dinilai cukup efektif.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Capaian inflasi tersebut lebih rendah dari prediksi Bank Indonesia (BI) Solo, sebanyak 0,3%-0,6% pada Juni ini. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, R. Bagus Rahmat Susanto, menyampaikan capaian inflasi ini lebih rendah jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai 0,53%.

Capaian tersebut juga membuat Solo menempati posisi kelima inflasi terendah se-Indonesia dari 82 kota yang dihitung indeks harga konsumennya (IHK).

“Inflasi ini paling tinggi disumbang kelompok bahan makanan serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang menyumbang inflasi 0,09%. Sidak yang dilakukan TPID [Tim Pengendalian Inflasi Daerah] Solo, pertemuan dengan distributor, dan pasar murah cukup memberi dampak yang signifikan terhadap fluktuasi harga pangan,” ungkap Bagus saat rilis inflasi bulanan di kantornya, Jumat (1/7/2016).

Dia menjelaskan ada 91 komoditas yang menyebabkan inflasi, lima diantaranya adalah daging ayam ras, gula pasir, apel, cabai rawit, dan beras. Dia mengungkapkan daging ayam ras kembali menjadi penyumbang tertinggi saat Lebaran karena tingginya kebutuhan masyarakat ini berpengaruh terhadap harga. Dengan capaian ini, selama enam tahun terakhir, daging ayam ras menyumbang inflasi paling tinggi sebanyak 10 kali.

Meski begitu, dia mengatakan kenaikan harga ini masih wajar karena masih berada di harga Rp32.000/kg sedangkan tahun sebelumnya sempat menyentuh harga Rp40.000/kg saat mendekati Lebaran. Sedangkan sumbangan daging sapi terhadap inflasi sangat rendah mengingat kenaikan yang terjadi sangat kecil.

Sementara itu, bawang merah, papaya, jeruk, cabai merah, dan bawang putih mengerek turun inflasi Solo karena mengalami penurunan harga sekitar 7%-15%. Menurut dia, kerja sama dengan Asosiasi Bawang Merah Indonesia (AMBI) untuk menyuplai bawang merah langsung dari petani ke distributor di Solo cukup efektif untuk menekan kenaikan harga.

Beberapa waktu lalu, TPID Solo melakukan sidak di tiga pasar tradisional. Berdasarkan hasil sidak, harga cenderung stabil atau turun. Kenaikan harga hanya terjadi di beberapa komoditas pangan, seperti cabai rawit merah dan petai yang cukup tinggi. Pada akhir pekan ini tercatat harga juga masih stabil.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya