SOLOPOS.COM - Warga mengunjungi pasar murah yang diselenggarakan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Subdivre) III Surakarta, Karanganyar, Selasa (2/5/2017). (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Inflasi Solo terdongkrak oleh penyesuaian tarif listrik.

Solopos.com, SOLO — Kota Solo mengalami inflasi sebesar 0,12% pada April 2017. Inflasi itu dipengaruhi penyesuaian tarif listrik yang dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada awal tahun ini.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, R. Bagus Rahmat Susanto, mengatakan inflasi kali ini bukan disebabkan faktor bahan makanan. “Inflasi ini disebabkan kelompok perumahan, terutama tarif listrik yang mengalami kenaikan sebesar 7,05 persen dengan memberikan andil inflasi sebesar 0,25 persen,” katanya saat memberikan keterangan kepada wartawan di kantornya, Selasa (2/5/2017).

Dia menuturkan inflasi 0,12% tersebut mengakibatkan kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 124,24 pada Maret menjadi 124,39 pada April. Kenaikan ini menyebabkan Solo terlempar dari zona deflasi sebesar 0,19% pada bulan lalu.

Sementara pada laju inflasi Januari-April sebesar 1,62%. Sedangkan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai 3,15%.

Selain perumahan, empat kelompok lainnya juga mengalami kenaikan. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 1,01%. Kelompok sandang naik 0,20%, kelompok kesehatan naik 0,41%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,21%.

Sedangkan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,87%. Sebaliknya, dari kelompok bahan makanan justru turun 0,80 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau turun 0,81%.

Sementara itu untuk menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Subdivre) III Surakarta menyelenggarakan pasar murah. Pasar murah yang digelar di halaman Kantor Bulog itu menjual empat komoditas, yakni beras, gula pasir, minyak goreng, dan daging sapi beku.

Kasi Komersial Bulog Subdivre III Surakarta, Sugeng Hardono, mengatakan pasar murah tersebut sudah diselenggarakan selama tiga pekan terakhir. “Rencananya pasar murah ini terus diselenggarakan sampai benar-benar cukup. Apalagi ini menjelang Ramadan dan Idul Fitri biasanya banyak kebutuhan pokok yang harganya naik, kami mencoba mengantisipasinya,” ujarnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa.

Pasar murah Bulog menjual beras beras mulai Rp8.500/kg-Rp9.000/kg, minyak goreng Rp11.000/kg, gula pasir Rp12.500/kg, dan daging beku Rp80.000/kg. Rata-rata per hari bisa menjual 1-2 kuintal beras, 36 liter minyak goreng, dan 100 kg gula pasir. Sedangkan daging sapi disediakan hingga 150 kg.

“Sasaran pasar murah ini adalah end user langsung sehingga bisa dirasakan manfaatnya untuk masyarakat,” katanya.

Bulog juga akan menjual bawang putih yang harganya kini telah melambung di pasaran. Untuk sementara ini Bulog memang baru menyelenggarakan pasar murah di halaman kantor.

Namun demikian, dia mengaku tidak menutup kemungkinan pasar murah diselenggarakan di sejumlah titik keramaian sesuai permintaan pemerintah daerah. Dalam waktu dekat ini Bulog juga akan menyelenggarakan pasar murah di Sukoharjo, Klaten, dan Wonogiri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya