SOLOPOS.COM - Pemimpin Bank Indonesia Solo, Donny P Joewono saat melakukan sidak pasar di Pasar Legi Solo bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) beberapa waktu lalu. Saat ini inflasi Solo mengalami kenaikan 1,33%. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Pemimpin Bank Indonesia Solo, Donny P Joewono saat melakukan sidak pasar di Pasar Legi Solo bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) beberapa waktu lalu. Saat ini inflasi Solo mengalami kenaikan 1,33%. (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO — Badan Pusat Statistik (BPS) Solo mencatat inflasi Kota Solo Januari 2013 berada pada angka yang cukup tinggi mencapai 1,33%. Realisasi ini melesat jauh dari proyeksi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo yang sebelumnya memperkirakan inflasi Januari hanya 0,56%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala BPS Solo, Toto Desanto, juga menyampaikan inflasi Kota Solo berada di atas inflasi nasional dan inflasi Jateng yang masing-masing berada pada angka 1,03% dan 1,09%. “Selain itu, jika dibandingkan dengan inflasi Januari 2012, memang ada kenaikan yang cukup tinggi. Saat itu, inflasi Solo hanya sekitar 0,22%. Kemudian, inflasi year on year (yoy) atau Januari 2013 terhadap Januari 2012, mencapai 4,01%,” papar Toto, Senin (4/2/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut dia, tingginya inflasi awal tahun ini patut menjadi perhatian karena biasanya inflasi di awal tahun lebih terkendali. Belum lagi, kata dia, inflasi Januari tersebut belum memperhitungkan dampak kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) yang sudah mulai diberlakukan. Besarnya inflasi yang mencapai 1,33%, lanjut Toto, hampir sama dengan kondisi inflasi menjelang Lebaran tahun 2011. Dari 129 komoditas yang disurvei oleh BPS Januari kemarin, 100 komoditas mengalami kenaikan harga dan sisanya mengalami penurunan harga atau deflasi. “Yang mengalami kenaikan harga mayoritas adalah bahan pangan,” tambah dia.

Lebih lanjut Toto menjelaskan, Januari lalu telah terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 126,11. Inflasi terjadi karena kenaikan harga kelompok bahan makanan sebesar 4,09%. Lima komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah cabai rawit, beras, telur ayam ras, jeruk dan bawang putih. Dia juga menyebutkan, biaya tukang bukan mandor juga memberikan andil inflasi yang cukup besar.

Sekretaris Tim Pengarah TPID Solo, Doni P Joewono, mengatakan inflasi tinggi tidak hanya terjadi di Kota Solo, melainkan hampir di seluruh kota secara nasional. Berdasar hasil high level meeting TPID Solo akhir pekan lalu, TPID mencermati betul tren harga yang terjadi pada komoditas beras. Dia menjelaskan, Badan Urusan Logistik (Bulog) mengklaim bahwa saat ini stok beras dalam kondisi aman dan di beberapa daerah juga baru mengalami panen. “Dari hal tersebut, kami melihat perlunya upaya, misalnya, operasi pasar (OP) beras di awal tahun. OP beras sangat dimungkinkan dilaksanakan pada saat seperti ini, tidak hanya pada event tertentu saja,” ujar Doni.

Mengenai andil inflasi dari komoditas cabai rawit dan bawang merah, TPID juga akan mengkaji lagi bagaimana agar perdagangan antardaerah bisa berjalan lebih baik, mengingat komoditas tersebut banyak dipasok dari luar daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya