SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (Dok/JIBI)

Inflasi Solo pada Mei menjadi terendah se-Jateng.

Solopos.com, SOLO–Inflasi Solo pada Mei ini merupakan terendah se-Jateng, yakni 0,04%. Rendahnya inflasi ini dipengaruhi penurunan harga kelompok bahan makanan, perumahan, dan sandang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, R. Bagus Rahmat Susanto, menyampaikan inflasi ini lebih tinggi jika dibandingkan April yang mengalami deflasi 0,19% tapi lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi April 2015 yang mencapai 0,37%.

Inflasi Mei ini paling tinggi disumbang oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang memiliki andil 0,15% sedangkan kelompok lain cenderung deflasi atau hanya memiliki andil maksimal 0,01%.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok volatile food (harga bergejolak) dan administered price (harga yang ditentukan pemerintah) mengalami deflasi, yakni masing-masing 0,15% dan 0,01%. BPS mencatat gula pasir menyumbang inflasi paling tinggi, yakni 0,13% dengan kenaikan harga 13,02%. Berturut-turut sumbangan inflasi ini diberikan oleh telur ayam ras, daging ayam ras, kentang, minyak goreng, mi, bawang putih, dan beras.

“Harga gula pasir, beras, telur ayam ras, telur ayam kampung, daging ayam ras, dan bawang putih perlu diwaspadai. Hal ini karena pada pekan keempat Mei tren kenaikan harga masih terjadi,” ungkap Bagus saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (1/6/2016).

Capaian inflasi Solo ini merupakan yang paling rendah di Jateng karena kebanyakan inflasi di lima kota lain di Jateng lebih dari 0,10%. Namun jika berdasarkan penghitungan tahun kalender atau year to date (ytd), inflasi Solo paling tinggi karena mencapai 0,68%. Capaian ini juga lebih tinggi jika dibandingkan nasional yang hanya 0,4%.

Harga beras saat ini mengalami kenaikan harga Rp100-Rp200/kg dengan rata-rata dari Rp10.800/kg menjadi Rp11.000/kg. Namun Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre III Surakarta memastikan pasokan masih mencukupi untuk lima bulan ke depan dengan pasokan lebih dari 35.000 ton. Selain itu, menjelang Lebaran sejumlah wilayah di Soloraya, seperti Sukoharjo, Sragen, dan Karanganyar akan panen.

Sementara itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Solo berencana mengadakan inspeksi mendadak (sidak) untuk menekan kenaikan dan ekspektasi harga komoditas pangan selama Ramadan dan Lebaran. Selain itu, TPID juga mewaspadai adanya permainan harga dan penimbunan barang oleh oknum tertentu.

“Kami juga menggandeng Kemenag untuk melakukan dakwah supaya masyarakat lebih bijak dalam berbelanja dan tidak membeli secara berlebihan. Selain itu, akan ada juga sosialisasi dan pengumuman melalui media massa,” kata Wakil Ketua TPID Solo, Bandoe Widiarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya