SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (kiri), bersamaTim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), berbincang dengan pedagang saat mengecek harga kebutuhan pokok pada inspeksi mendadak (sidak) di pasar darurat Pasar Legi, Stabelan, Banjarsari, Solo, Kamis (6/5/2021). (Nicolous Irawan/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Laju inflasi di Kota Solo bulan ini diperkirakan rendah lantaran adanya penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat sejak 3 Juli 2021 dan diperpanjang hingga 25 Juli 2021. Salah satu faktor penyebabnya adalah menurunnya mobilitas masyarakat sebagai dampak PPKM.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo, mengatakan penerapan PPKM Darurat akan menurunkan mobilitas masyarakat sehingga memberikan tekanan inflasi rendah di Kota Solo pada Juli ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Berdasarkan pantauan harga di Solo, harga komoditas pangan sampai saat ini terpantau stabil. Sementara itu, bila dilihat dari data pasokan, beberapa komoditas mengalami penurunan stok, menyesuaikan dengan penurunan permintaan di pasar, seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit,” ujar dia, kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Ini Kata Satgas Covid-19 Solo Soal Pasien Positif Corona Meninggal Saat Isoman

Ekspedisi Mudik 2024

Joko menyebut BI Solo tidak menemukan adanya fenomena panic buying pada masa PPKM Darurat. Selain itu, distribusi komoditas pangan di Solo juga tidak terganggu.

Jika ada komoditas yang mengalami kenaikan harga bukan lantaran efek PPKM, tetapi dari daerah penghasilnya. Misalnya, harga cabai rawit naik karena produksi sedang turun, sementara telur ayam harga pakan naik karena ketergantungan terhadap jagung impor.

Di sisi lain, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Solo secara rutin melakukan monitoring harga dan pasokan. TPID juga akan senantiasa menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan di tengah PPKM ini. Masyarakat juga diimbau untuk tetap bijak belanja karena ketersediaan bahan pangan terus dipantau dan dijaga.

Baca juga: OTG Atau Bergejala Ringan? Ini Daftar Tempat Isolasi Pasien Positif Corona Di Solo

BI Solo mencatat rata-rata stok bulanan sejumlah komoditas cenderung menurun berbanding lurus dengan angka permintaan di Pasar Legi sebagai pasar induk. Ini merupakan dampak pandemi Covid-19 yang membuat daya beli masyarakat ikut berkurang.

Misalnya, bawang merah (-9%), bawang putih (-26%), cabai merah besar (-16%), cabai merah keriting (-3%), cabai rawit hijau (-22%), dan cabai rawit merah (-17).

“Masyarakat juga diimbau untuk bijak berbelanja, yakni tidak perlu panik, belanja secukupnya dan diutamakan dengan online,” imbuh dia.

Daging Ayam Ras

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, pada Juni 2021 Kota Solo mengalami deflasi sebesar 0,22% pada Juni 2021. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, Totok Tavirijanto, mengatakan Kota Solo mengalami deflasi sebesar 0,22% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,61.

Baca juga: Pedagang Pasar Nonesensial Terdampak PPKM Darurat Solo Didata, Segera Dapat Bantuan?

Totok menjelaskan sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi adalah daging ayam ras dengan andil deflasi (-014%), cabai merah (-0,06%), cabai rawit (-0,04%), bawang putih (-0,02%), semangka (-0,02%), tarif angkutan antarkota, dan tarif kereta api.

Dalam hal ini, Kota Solo terjadi deflasi sebesar 0,22% atau terjadi penurunan IHK dari 105,84 pada Mei 2021 menjadi 105,61 pada Juni 2021. Jika dibanding pada bulan yang sama tahun sebelumnya lebih rendah (inflasi 0,29%).

Laju inflasi tahun kalender (Januari-Juni) 2021 sebesar 0,96%, sedangkan laju inflasi year on year/yoy (Juni 2021 terhadap Juni 2020 ) sebesar 1,72%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya