INFLASI JATENG : BPS Akui Harga-Harga di Jateng Terkendali

Inflasi Jateng 0,05%, BPS pun mengakui pengendalian harga berhasil.

Semarangpos.com, SEMARANG — Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mengakui pengendalian harga di Jateng yang dilakukan oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan Bank Indonesia berhasil dengan baik. Keberhasilan itu tercermin pada inflasi Jateng bulan Oktober yang berada pada level 0,05%.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

“Upaya yang sudah dilakukan oleh TPID terkait pengendalian harga ini terlihat dari inflasi Jateng bulan Oktober yang berada di level 0,05%,” kata Kepala BPS Jateng Margo Yuwono di Semarang, Selasa (1/11/2016).

Dikatakannya, inflasi Jateng tersebut berada di bawah inflasi nasional yang berada di level 0,14 %. Untuk inflasi Jawa Tengah bulan Oktober dengan indeks harga konsumen (IHK) 123,75 juga lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan September tahun yang sama dengan inflasi 0,09 %.

Dengan capaian inflasi tersebut, secara tahunan periode Januari-Oktober inflasi Jawa Tengah berada pada level 1,57 % atau lebih rendah dibandingkan nasional dengan inflasi 2,11 % pada periode yang sama. “Ini menunjukkan bahwa kinerja pengendalian harga di Jawa Tengah bagus. Kita tahu bahwa Pemerintah Daerah dengan Bank Indonesia bekerja sama untuk selalu memonitor perkembangan harga di Jateng dengan sihati,” katanya.

Pihaknya menilai, penerapan sistem informasi harga dan produksi komoditi (sihati) ini memiliki kekuatan sebagai alat untuk mengontrol harga komoditas pokok di Jateng. Sementara itu, data BPS menunjukkan beberapa komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasu di antaranya cabai merah, tarif listrik, dan cabai rawit. Meski demikian, masih lebih banyak komoditas yang memberikan sumbangan terhadap deflasi. Beberapa komoditas tersebut di antaranya bawang merah, tarif pulsa ponsel, telur ayam ras, kentang, dan minyak goreng.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya