SOLOPOS.COM - Harga cabai rawit kembali naik. Harga cabai rawit mencapai angka Rp60.000 per kg di Pasar Beringharjo, Jogja, Jumat (7/8/2015). (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Inflasi DIY bisa terpengaruh kenaikan harga pangan

Harianjogja.com, JOGJA--Kenaikan beberapa harga pangan yang terjadi saat ini dinilai bisa memicu inflasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY Arief Budi Santoso mengatakan, kenaikan komoditas pangan seperti cabai, bawang merah, dan bawang akan memberikan tekanan inflasi. Namun, harus dilihat komoditas-komditas lainnya yang mengalami penurunan harga sehingga saling memberikan kompensasi.

“Kalau lebih banyak [komoditas] yang mengalami kenaikan harga dibandingkan [komoditas] yang mengalami penurunan, akan terjadi inflasi di bulan itu,” ujar dia, Selasa (15/3/2016).

KPBI DIY sudah memperkirakan inflasi pada Maret 2016 akan meningkat. Hal itu diperkirakan bersumber dari peningkatan harga beras seiring dengan mundurnya musim panen akibat El Nino.

Mundurnya panen berpengaruh pada kecukupan stok beras sehingga terjadi peningkatan harga. Mencermati risiko tersebut, Tim Pengandalian Inflasi Daerah DIY terus melakukan pemantauan dan merumuskan langkah-langkah pengendalian.

Adapun langkah yang diambil adalah penyaluran beras melalui operasi pasar yang dilakukan Pemda DIY bekerja sama dengan Perum Bulog Divre DIY.

Dilakukan pula pengendalian harga daging sapi yang selama ini tercatat stabil tinggi  melaui kerja sama dengan PPDS Segoroyoso Bantul, dan pencanangan program pengembangan usaha pangan masyarakat (PUPM) dalam rangka kestabilan harga di tingkat produsen dan konsumen yang dilakukan oleh BKPP DIY bekerja sama dengan Pemda DIY.

“Melalui upaya itu, diharapkan inflasi DIY dapat terjaga pada level 4+-1 persen sesuai target inflasi tahun 2016,” papar dia.

Ia menyebutkan, pada Februari 2016 DIY mengalami deflasi -0,09% (month to month) atau 3,83% secara year on year. Deflasi ini dipicu penurunan harga pangan terutama bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, wortel, dan cabai rawit. Selain itu, komponen administered price juga memberikan sumbangan terhadap deflasi.

Pada Februari 2016, faktor yang mempengaruhi penurunan harga pangan yakni memasuki musim panen dan masuknya bawang merah dari Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai stabilisator harga. Kedua, harga daging ayam ras dan telur ayam ras kembali turun setelah pasokan ayam stabil dan harga pakan jagung terkendali.

Sementara itu, penurunan administered price didorong oleh penurunan tarif listrik dan harga bensin seiring menurunnya harga minyak dunia. Serta, penurunan harga transportasi angkutan udara sejalan dengan berakhirnya peak season liburan awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya