SOLOPOS.COM - Ilustrasi seorang karyawan sedang bekerja di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL). Divisi garmen merupakan salah satu pilar usaha perusahaan tekstil berbasis di Sukoharjo ini. (Sritex.co.id).

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Diperinaker) Kabupaten Sukoharjo mencatat kenaikan angka pengangguran di Kabupaten Jamu. Tercatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada 2023 menjadi 3,40% dibandingkan tahun sebelumnya 2,47%.

Hal ini diakui oleh Kepala Diperinaker Kabupaten Sukoharjo, Sumarno, saat dihubungi Solopos.com, pada Rabu (7/2/2024). Ada beberapa alasan naiknya tingkat pengangguran tersebut.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dia menyebut dampak pandemi Covid-19 yang belum selesai diperparah dengan kondisi geopolitik yang berdampak pada ekonomi global, misalnya perang Ukraina. Hal ini menurut dia mengakibatkan kinerja ekspor maupun impor terhambat, terutama di sektor industri tekstil.

Ketika terjadi penurunan di sektor Industri tekstil yang bersifat padat karya, membuat penyerapan tenaga kerja terhambat.

“Seperti kita ketahui, Sukoharjo merupakan daerah industri tekstil yang bersifat padat karya. Sehingga bila sektor industri tekstil terguncang otomatis penyerapan tenaga kerja juga terhambat,” kata dia.

Untuk menekan angka pengangguran, pihaknya rutin menggelar job Fair atau bursa kerja. Selain itu, Sumarno mengaku telah menggaet investor.”Termasuk melobi investor yang saat ini sudah mulai rekrutmen tenaga kerja sebanyak 2.000 orang,” tambah Sumarno.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah (Jateng) mencatat angka TPT pada 2020 tercatat 6,93%, kemudian turun pada 2021 menjadi 3,32%.

Pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah (Jateng) sekaligus General Manager HRD PT Sri Rejeki Isman (Sritex), Sri Saptono Basuki, menyebut kondisi dunia usaha saat ini cenderung mengalami kontraksi. Masalah geopolitik, energi, kondisi market, dan perang Rusia vs Ukraina yang semuanya saling mempengaruhi.

Akibatnya, dunia saat ini belum baik atau tidak baik-baik saja. Menurut Basuki, pengusaha harus siap melakukan mitigasi risiko, agar tetap ada dan berkelanjutan.

“Langkah awal sudah konsep dan aturan yang membangun harapan itu yang kami coba syukuri,” ujar dia beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya