SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA — Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) per 1 Januari 2013 dirasa memberatkan industri tekstil di DIY. Ketua Asosiasi Pengusaha Pertekstilan DIY Jadin Jamaludin mengungkapkan kenaikan TDL semakin menambah beban pengusaha, setelah belum lama ini diberatkan dengan kenaikan UMP.

“UMP saja masih belum selesai dan sekarang kami harus menghadapi kenaikan TDL,” ujarnya, Jumat (4/1/2013). Kenaikan TDL kata Jadin menambah bebean berat industri karena saat ini permintaan tekstil tengah turun. Sejak krisis menghantam Amerika dan Eropa, permintaan ekspor terus menurun, bahkan mencapai hingga tiga kali lipat.

Promosi BRI Lakukan Penyesuaian Jam Operasional Selama Ramadan, Cek Info Lengkapnya

“Belum lagi kita harus bersaing dengan lokal, misalnya Bandung,” kata Jadin.

Ekspedisi Mudik 2024

Persaingan yang cukup ketat ini membuat para pengusaha tekstil tak bisa menaikan harga jual, meski biaya produksi bertambah signifikan.

“Bagaimana kita mau meningkatkan daya saing jika harga justru makin tinggi,” tegas Jadin. Karena tak bisa menaikan harga, terpaksa yang harus dilakukan yakni efisiensi, termasuk efisiensi tenaga kerja.

“Kondisi ini sangat riskan untuk dunia industri, kami pengusaha sudah lelah ribut-ribut seperti ini terus,” keluhnya. Jadin berharap pemerintah lebih memperhatikan hal tersebut, apalagi menghadapi pasar global 2015 mendatang. “Bagaimana kami mau bersaing jika kondisinya seperti ini.”

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY Nur Achmad Affandi mengatakan selain tekstil, industri kerajinan, furniture dan perhotelan pun akan terpukul dengan kenaikan TDL. Sebab listrik menguasai 15% dari biaya produksi.

“Kenaikan ini menjadi pukulan telak bagi industri dan akan semakin melemahkan daya saing,” kata Nur, Jumat.

Ketika harus bersaing dengan negara lain, kata Nur, industri dalam negeri justru diributkan dengan berbagai kebijakan yang memberatkan. Untuk itu, ia berharap agar pemerintah memberikan keringanan kepada pengusaha seperti penurunan pajak dan pengurangan retribusi bagi pengusaha ekspor.

Sementara itu, Roni Setiawan, pengusaha garmen dan pemilik Stokwell mengatakan, kenaikan TDL sangat memberatkan, sebab saat ini bahan tekstil pun naik.

Untuk efisiensi terpaksa Roni meminimalisir penggunaan lampu untuk area yang tidak diperlukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya