SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash;</strong> Sejumlah persoalan masih membayangi pertumbuhan bisnis hasil produksi sapi perah di Jawa Tengah (Jateng). Permasalahan sumber daya manusia (SDM) masih menjadi yang paling memengaruhi.</p><p>Fresh Milk Manager Frisian Flag Indonesia Efi Lutfiah mengatakan persoalan pengetahuan para peternak sapi perah di Jateng dalam mengelola peternakannya masih relatif rendah. Salah satunya terkait proses pemberian pakan dan minum bagi sapi perah.</p><p>&ldquo;Para peternak masih cenderung membatasi minum bagi sapi perah, padahal seharusnya sapi tersebut minumnya tidak terbatas. Alhasil, produksi susunya atau kualitasnya pun terkadang tidak optimal,&rdquo; ujarnya, Sabtu (5/5/2018).</p><p>Persoalan lain yang terkait dengan SDM adalah mulai turunnya jumlah peternak sapi perah akibat rendahnya proses regenerasi peternak. Pasalnya, lanjut Efi, kebanyakan lulusan SMK peternakan justru bekerja di luar bidang peternakan.</p><p>Adapun, permasalahan skala kepemilikan turut membayangi hasil produksi dan bisnis sapi perah. Para peternak di Jateng disebutnya rata-rata hanya memiliki 3-4 ekor sapi saja.</p><p>Kondisi itu tak lepas dari persoalan luas lahan yang dimiliki untuk kandang dan kecukupan pakan bagi hewan ternak. Berdasarkan temuannya di lapangan, papar Efi Lutfiah, kendala ketersediaan pakan hijau yang terbatas, membuat para peternak tidak berani memiliki sapi lebih dari empat ekor.</p><p>Keterbatasan SDM juga diamini Marsudi Mulyo Utomo, kepala Koperasi Unit Desa (KUD) Wahyu Agung, di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. &ldquo;Kendala kami saat ini adalah kualitas SDM peternak. Kebiasaannya peternak dalam memelihara sapi perah di sini masih tradisional sekali. Mereka pun rata-rata masih menjadikan bisnis hasil sapi perah sebagai pekerjaan sampingan,&rdquo; ujarnya.</p><p>Terbatasnya pengetahuan para petani dalam memelihara sapi, membuat kualitas susu yang dihasilkan pun menurun. Alhasil, harga jual susu segar yang dihasilkan tidak maksimal lantaran sapi kurang mendapatkan pemeliharaan yang tepat.</p><p>Menurut keterangan Marsudi, harga jual susu di Kecamatan Getasan masih berkisar di level Rp5.600/liter. Harga tersebut di bawah harga ideal yang disebutkan Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI), Rp6.500/liter.</p><p>Beruntungnya, lanjut Marsudi, harga tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan di daerah lain. seperti di Kabupaten Boyolali yang berada pada kisaran Rp4.000/liter-Rp5.000/liter. Di sisi lain, hasil produksi susu di Getasan juga mayoritas langsung diserap pelaku usaha yang memproduksi susu olahan.</p><p>Selain itu, Marsudi juga menyebutkan bahwa para peternak masih terkendala permodalan dalam pengelolaan bisnis sapi perah. Untuk itu, melalui KUD, Marsudi berusaha menjembatani persoalan permodalan sekaligus meningkatkan kualitas SDM peternak.</p><p>Terkait permodalan, pihaknya telah menyediakan sejumlah skema kepemilikan dan pembibitan sapi perah. Salah satunya dengan menyediakan skema kredit untuk pembelian bibit sapi oleh anggota. Dalam hal ini anggota dapat mencicilnya melalui potongan hasil setoran susu.</p><p>Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng Agus Wariyanto mengatakan salah satu persoalan yang membayangi perkembangan persusuan provinsi tersebut. Salah satunya, menurut dia, adalah kepemilikan hewan ternak perah yang tidak memenuhi skala ekonomis usaha. Pasalnya tingkat produktivitas sapi perah masih di bawah 8 liter per hari atau kurang dari 2.500 liter per laktasi.</p><p>&ldquo;Belum lagi kualitas susu yang rendah, tata niaga persusuan yang terlalu panjang dan kurangnya penyediaan bibit sapi perah yang berkualitas,&rdquo; katanya.</p><p>Seperti diketahui, berdasarkan data dari Disnak Keswan Jateng, produksi susu sapi di Jateng mencapai 100.997 ton pada 2017, yang dihasilkan dari 138.560 ekor sapi perah. Jumlah produksi susu tersebut secara konsisten terus tumbuh setelah sempat mengalami penurunan pada 2015 dari tahun sebelumnya.</p><p>Selain itu, jumlah kelompok peternak sapi perah di Jateng mencapai 350 unit, dengan klasifikasi Pemula sebanyak 214 unit, Lanjut sebanyak 89 unit dan Utama yang mencapai 4 unit. Di sisi lain, sekitar 90% susu segar yang dihasilkan di Jateng dipasarkan sebagai bahan baku ke industri pengolahan susu.</p><table style="width: 419px;" border="0" cellspacing="0" cellpadding="0"><tbody><tr style="background-color: #463fc0;"><td width="33"><p><span style="color: #ffffff;"><strong>No</strong></span></p></td><td width="120"><p><span style="color: #ffffff;"><strong>Uraian</strong></span></p></td><td width="55"><p><span style="color: #ffffff;"><strong>2013</strong></span></p></td><td width="52"><p><span style="color: #ffffff;"><strong>2014</strong></span></p></td><td width="52"><p><span style="color: #ffffff;"><strong>2015</strong></span></p></td><td width="52"><p><span style="color: #ffffff;"><strong>2016</strong></span></p></td><td width="52"><p><span style="color: #ffffff;"><strong>20</strong><strong>17</strong></span></p></td></tr><tr><td width="33"><p>1.</p></td><td width="120"><p>&nbsp;Populasi sapi perah (ekor)</p></td><td width="55"><p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;103.794</p></td><td width="52"><p>122.566</p></td><td width="52"><p>134.670</p></td><td width="52"><p>137.334</p></td><td width="52"><p>138.560</p></td></tr><tr><td width="33"><p>2.</p></td><td width="120"><p>&nbsp;Produksi&nbsp;Susu&nbsp;(ton)</p></td><td width="55"><p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;97.578&nbsp;&nbsp;</p></td><td width="52"><p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;98.493</p></td><td width="52"><p>95.512</p></td><td width="52"><p>99.996</p></td><td width="52"><p>100.997</p></td></tr></tbody></table><p>Sumber:&nbsp; <span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: small;">Disnak Keswan Jateng</span>&nbsp;2018</p><p>&nbsp;<em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya