SOLOPOS.COM - Ilustrasi bisnis properti (Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA–Di tengah karut-marut akibat wabah Covid-19, industri properti tetap menunjukkan potensi tumbuh. Tercatat, tren positif industri properti bahkan terus mengalami kenaikan.

Sejak merebaknya wabah corona, pasar properti adalah salah satu sektor yang mendapatkan dampak terburuk. Sejumlah pihak terkait mulai dari pengembang, agen, hingga pihak ketiga turut merasakan guncangan krisis akibat pandemi ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, memasuki periode akhir kuartal II/2020, tren pencarian properti justru mengalami perkembangan positif yang cukup signifikan.

SBBI 2020: Buat Para Pemegang Merek? Ini Lho Maunya Konsumen

Ekspedisi Mudik 2024

Analis 99 Group, yang menaungi portal 99.co dan rumah123.com, mencatat selama pandemi industri properti bisa diandalkan dengan adanya peningkatan tren positif. Peningkatan juga terjadi dalam hal permintaan pasar terhadap properti terutama dalam beberapa pekan terakhir.

Berdasarkan hasil survei tim analis 99 Group, diketahui minat pasar terhadap real estate terus mengalami peningkatan. Salah satu variabel survei yang dikaji yakni dengan kata kunci “rumah dijual” pada Mei 2020 meningkat pencariannya sebanyak 48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Di awal tahun 2020, terlihat tren pencarian ‘rumah dijual’ mengalami kenaikan yang cukup baik,” tulis Executive Director 99 Group Irvan Ariesdhana dalam keterangan resmi, seperti diberitakan Bisnis.com, Senin (8/6/2020).

Bisnis Angkutan Kargo Tumbuh Meski Belum Optimal

Kebutuhan Pasar

Selanjutnya, melalui variabel lain seperti aspek demografis, kemampuan finansial, hingga urgensi konsumen atas hunian, secara demografis tercatat 62 persen peserta survei berasal dari Jabodetabek. Dan sebanyak 66 persen dari mereka berusia antara 21 hingga 40 tahun.

Adapun, dari keseluruhan responden 99 Group, 76 persen di antaranya tengah melakukan pencarian properti. Mereka mencari dengan preferensi harga tertinggi di kisaran Rp1 miliar–Rp2 miliar dan Rp250 juta–Rp500 juta.

“Pasalnya, meskipun kebutuhan hunian segmen menengah bawah dan menengah atas cukup serupa, namun pengembang juga perlu mempertimbangkan aspek lainnya. Misalnya, aspek pendapatan calon konsumen yang secara langsung berkaitan dengan kebutuhan mereka akan hunian,” jelas Irvan.

3,05 Juta Orang Kena PHK, Tahun Ini Diprediksi Tambah Lagi 5,23 Juta

Pasalnya, berdasarkan hasil survei tersebut juga diketahui bahwa 57 persen di antara para pencari rumah memiliki pendapatan di bawah Rp10 juta. Dengan kata lain, hasil survei tersebut menunjukkan bahwa potensi properti di segmen menengah ke bawah jauh lebih besar.

“Terlepas dari tujuan konsumen, apakah untuk investasi properti atau untuk hunian pribadi, para pengembang harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan konsumen properti saat ini,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya