SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang rupiah (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Tingginya angka kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di bank perkreditan rakyat (BPR) per Agustus 2013, rupanya menjadi sorotan Bank Indonesia (BI) Solo.

Bahkan kabarnya, BI menegur belasan BPR yang memiliki kinerja kurang baik. Dari data yang diterima solopos.com, dari BI Solo, angka NPL BPR se-Soloraya baik yang konvensional maupun syariah masih di atas angka normal seperti ketentuan BI, 5%. NPL BPR per Agustus 2013 mencapai 6,35%. Angka ini memang sudah membaik dibanding periode yang sama tahun lalu yang masih 7,09%, atau secara year on year (yoy) sudah turun 10,43%.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Perwakilan BI Solo, Ismet Inono, mengakui bahwa kinerja BPR ke depannya harus terus diperbaiki. Pihaknya enggan menyebut BPR mana saja yang sedang disorot. “Tapi kami sudah sampaikan kepada seluruh direksi BPR yang memiliki banyak kredit bermasalah itu untuk memperbaiki kinerja,” kata Ismet.

Kredit bermasalah di BPR jauh lebih besar ketimbang rata-rata angka NPL bank umum yang hanya 2,11% dan perbankan syariah yang hanya 2,09%.

Tidak hanya dari sisi kredit bermasalah yang masih tinggi, BI juga menyoroti data kinerja yang menyebutkan bahwa aset BPR per Agustus 2013 mengalami penurunan sebesar 0,38%. Per Agustus 2012 aset 86 BPR yang ada di Soloraya mencapai Rp3,57 triliun tetapi untuk periode yang sama tahun ini aset turun menjadi Rp3,56 triliun.

Meskipun aset mengalami penurunan tetapi kinerja pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga masih mengalami pertumbuhan positif.

Pembiayaan BPR tumbuh signifikan sebesar 15,76% (yoy), atau tumbuh dari nilai Rp2,51 triliun per Agustus 2012 menjadi Rp2,91 triliun pada periode sama tahun ini. Pertumbuhan angka pembiayaan ini diimbangi dengan upaya penghimpunan dana pihak ketiga yang juga tumbuh 15,50%. Per Agustus 2013, DPK yang dihimpun industri BPR mencapai Rp2,43triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp2,11 triliun.

Ketua Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Soloraya, Pangarso Yoga Mutodho, juga mengakui adanya teguran dari BI kepada beberapa anggota Perbarindo. Tetapi pihaknya menyatakan, BPR yang kena tegur akan memperbaiki kinerja.

“Ada strategi khusus. Seperti melakukan analisis sebelum penyaluran pembiayaan bahkan untuk kredit yang bermasalah bisa direstrukturisasi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya