SOLOPOS.COM - Mahathir Mohamad. (Okezone.com)

Industri otomotif Malaysia tidak lagi Mahathir Mohamad.

Solopos.com, KUALA LUMPUR – Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad mengumumkan mundur dari industri otomotif Negeri Jiran, Proton Holdings pada 30 Maret lalu. Sayangnya saat itu ia enggan memberi alasan.
Akibatnya banyak rumor yang berkembang, salah satunya menyebut Mahathir keluar dari perusahaan yang ia dirikan sejak 1983 silam itu karena tekanan sejumlah pihak. Tetapi baru-baru ini pria berusia 90 tahun itu akhirnya bersedia membuka suara.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Mahathir mengaku tidak memiliki masalah apapun terhadap Proton maupun orang-orang di dalam manajemen perusahaan yang ia dirikan sejak 1983 itu. Ia juga menjelaskan bahwa keputusan yang ia ambil semata-mata demi kebaikan Proton.

Tetapi ia membenarkan jika ada tekanan dari pemerintahan Malaysia yang saat ini dipimpin Najib Razak. Seperti diketahui, Mahathir dan Najib dikenal memiliki hubungan politik yang kurang harmonis.

Oleh sebab itu Mahathir berpikiran jika ia hengkang, kemungkinan pemerintah bersedia memberi bantuan dan menyelamatkan Proton dari kebangkrutan lebih besar.

Sebagai informasi, setelah Mahathir lengser 2009 lalu, pemerintah Malaysia menerapkan kebijakan industri otomotif baru yang kurang menguntungkan bagi Proton. Sejak saat itu penjualan mobilnya terus anjlok. Disebutkan pula bahwa Proton merugi 2,5 miliar ringgit atau sekitar Rp8,3 triliun dalam empat tahun terakhir.

Berikut ini adalah pernyataan Mahathir Mohamad terkait alasan pengunduran dirinya dari Proton seperti dilansir laman Paultan, Rabu (6/4/2016).

”Saya merasa perlu menjelaskan alasan mengundurkan diri dari Chairman Proton. Saya tidak dipecat oleh manajemen maupun pemilik perusahaan. Saya juga tidak memiliki dendam terhadap Proton sehingga mendoakan supaya perusahaan ini gagal.”

”Keputusan ini saya ambil karena beberapa tahun ke belakang Proton sulit menjalin hubungan baik dengan pemerintah. Dan karena satu hal, sepertinya itu turut menyebabkan penjualan Proton merosot tajam.”

”Saya tahu saya dianggap persona non grata [orang yang tidak diinginkan] pemerintah. Oleh sebab itu saya tidak ingin kehadiran saya di perusahaan justru menyebabkan Proton gagal bangkit. Saya ingin Proton kembali sukses di masa depan.”

”Meski begitu Proton tidak bisa mengandalkan bantuan pemerintah. Hanya pemilik dan penggemar Proton yang bisa menolong perusahaan. Jadi selamatkan Proton, mobil nasional kalian.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya