Industri Otomotif Bangkit, Penjualan Mobil di China Masih Turun 40,8%

Solopos.com, BEIJING - Industri otomotif menjadi yang paling terdampak wabah virus corona Covid-19. Di China, penjualan mobil mengalami penurunan drastis hingga 40,8% pada Maret 2020.

Catatan ini masih lebih baik dibanding bulan sebelumnya yang terkoreksi hingga 79%. Asosiasi Mobil Penumpang China melaporkan penjualan kendaraan perlahan bangkit dari pandemi virus corona. Asosiasi memperkirakan volume penjualan pada April akan lebih tinggi daripada Maret.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

4 Produsen Ciu di Jaten dan Karanganyar Ditangkap Tim Macan Lawu

Dilansir South China Morning, Sabtu (11/4/2020), diantara produsen mobil yang paling kecil terdampak adalah Tesla. Laporan pengiriman ke dealer atau whole sales Tesla mencapai 10.160 atau bangkit dua kali lipat dari angka yang tercatat Febaruari

Namun, berapa unit yang dikirim ke konsumen (retail sales) belum diketahui. Tesla merupakan pemain baru yang membangun kendaraan listrik di China tetapi sudah membuat kehadirannya terasa.

Round-Up Corona Soloraya: 17 Pasien Positif, Paling Banyak di Sukoharjo

Menurut sekretaris jenderal Asosiasi Penumpang Mobil China, Cui Dongshu, total pengiriman grosir mobil listrik nasional sekitar 47.000 pada Maret. Pada Februari, brand mobil listrik Amerika Serikat (AS) ini mencatatkan penjualan 2.314 unit di China, turun 35 persen dari Januari.

Sedangkan di Indonesia Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan whole sales yang dicapai para produsen mobil di Indonesia sepanjang Februari 2020.

Selama Februari 2020, sebanyak 79.573 unit mobil baru terjual di Indonesia. Angka penjualan mobil secara wholesales itu turun 3,1 persen dari Februari 2019 yang sebanyak 82.100 unit.