SOLOPOS.COM - Para narasumber dalam talkshow bertema Olahraga, Industri yang Kian Menjanjikan, yakni Guru Besar Analisis Kebijakan Pembangunan Olahraga FKOR UNS, Agus Kristiyanto; Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppi Rosimin dan Owner West Bandits Combiphar Solo, James Winson, yang dipandu Direktur Bisnis dan Konten Solopos Media Group, Suwarmin, yang disiarkan di Youtube Espos Live, Kamis (15/9/2022). (Tangkapan Layar)

Solopos.com, SOLO — Industri olahraga disebut sebagai salah satu sektor industri yang kini cukup diperhitungkan. Meski untuk Indonesia, hal itu masih memiliki tantangan berkaitan dengan pola pikir masyarakat.

Diketahui, olahraga menjadi kegiatan bahkan sebuah tontonan yang menarik minat masyarakat luas. Di Indoensia, bahkan di Solo, berbagai event olahraga juga semakin banyak digelar. Berbagai fasilitas pendukung seperti infrastruktur kini juga banyak dibangun hingga ke tingkat daerah. Bukan tidak mungkin sektor tersebut juga akan turut mendorong pergerakan ekonomi nasional, dengan perputaran uang yang semakin kencang dalam setiap event.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bahkan telah mencanangkan pengembangan industri olahraga sebagai salah satu industri kreatif yang diprediksi memiliki daya saing tinggi di skala global.

Pada acara talkshow virtual yang digelar Solopos Media Group (SMG), Kamis (15/9/2022), membahas hal tersebut dari beberapa sisi.

Guru Besar Analisis Kebijakan Pembangunan Olahraga FKOR UNS, Agus Kristiyanto, bahkan menyebut industri olahraga di Indonesia ini sebagai raksasa yang tengah tidur. “Itu juga saya sampaikan dalam opini saya yang telah terbit di Solopos pada 2011 lalu, dengan judul Raksasa Tidur Industri Olahraga,” kata dia.

Baca Juga: KONI Bagikan Buku Pedoman, Organisasi Pembinaan Olahraga Bisa Terima Dana Hibah

Dalam pandangannya, industri olahraga memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang. Namun perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan untuk membangunkannya. “Tampaknya sudah 12 tahun lalu dan masih relevan dengan kondisi sekarang, walaupun ada perubahan-perubahan yang terjadi. Di awal 2020-2021, seiring pandemi yang mulai terkendali, muncul Perpres No.86/2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional,” jelas dia.

Menurutnya saat ini Indonesia telah memasuki era tersebut. Tujuannya di antaranya adalah untuk membudayakan olahraga. Tujuan kedua adalah meningkatkan produktivitas dan prestasi olahraga berkelas dunia. Ketiga adalah meningkatkan performa ekonomi berbasis olahraga.

“Uniknya tiga tujuan utama DBON [Desain Besar Olahraga Nasional] itu semuanya bertumpu pada bagaimana kontribusi yang bisa diberikan oleh industri olahraga. Pertanyaannya tentu bagaimana?” lanjut dia

Dari beberapa riset yang dia lakukan, ada persoalan tersendiri kaitannya dengan mengakselerasi industri olahraga tersebut. Persoalan itu berkaitan dengan pola pikir masyarakat pada umumnya. Menurutnya, pada umumnya masyarakat masih menganggap bahwa olahraga adalah ranah sosial. Sementara industri olahraga adalah ranah bisnis.

Baca Juga: Jalan Masih Panjang Menuju Kejayaan Prestasi Olahraga Indonesia

Sehingga dua hal itu dinilai tidak gampang dipadukan. Dengan begitu ada semacam stigma di masyarakat dalam melihat orientasi-orientasi industri olahraga tersebut. Dimana seolah-olah nantinya industri olahraga itu akan membawa pada situasi komersialisasi olahraga.

“Ini yang ditakutkan orang-orang yang memiliki mindset [olahraga ranah sosial dan industri ranah bisnis] dan sudah terlanjur memiliki stigma jika ranah sosial dan bisnis itu dua hal yang berbeda,” jelas dia.

Namun menurutnya beberapa negara sudah mengembangkan industri olahraga tersebut. Termasuk di Jepang dan Korea. “Ternyata mereka melakukan itu. Hanya saja mungkin tidak serta merta secara terbuka. Sebab lagi-lagi resistansi kaitannya efek ketakutan terhadap komersialisasi olahraga, itu menjadi persoalan tersendiri,” lanjut dia.

Dia menilai di beberapa negara telah berhasil melakukannya karena pola pikir yang berangsur-angsur diluruskan. Bahwa justru ketika pengelolaan industri olahraga itu bagus, kemudian disatupadankan dengan tujuan utama olahraga, akan menjadi semacam simbiosis yang saling menguntungkan antara olahraga dan industri.

Baca Juga: 20.000 Orang akan Terlibat dalam Peringatan Haornas 2022 di Kaltim

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya