SOLOPOS.COM - ilustrasi

Kanalsemarang.com, SEMARANG– Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Jepara menyatakan kesulitan memperoleh perajin mebel dengan tingkat kemampuan yang baik, padahal setiap tahun jumlah pesanan yang masuk ke industri mebel setempat terus bertambah.

“Memang makin ke sini kami semakin kesulitan memperoleh penrajin yang baik, padahal order makin banyak, tidak hanya dari lokal, tetapi juga internasional,” ujar Wakil Ketua Bidang Promosi dan Pemasaran AMKRI Kabupaten Jepara Herwina Wahyuni seperti dikutip Antara, Jumat (29/8/2014).

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Diakuinya beberapa perajin kecil di Jepara terpaksa gulung tikar karena masih menggunakan sistem manajemen tradisional.

“Tidak sedikit perajin Jepara memiliki pola pikir yang penting dapat pesanan, bisa mengerjakan pesanan tersebut, lantas dapat uang. Padahal, untuk bisa mempertahankan keberlangsungan usahanya tidak dengan sistem seperti itu,” jelasnya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan, kata dia, di antaranya pengrajin harus menggunakan sistem keuangan yang profesional sehingga dana belanja dan keuntungan harus benar-benar dibedakan. Selain itu, juga berupaya mencari pasar yang dapat mewadahi hasil produksi mereka.

Mengenai kondisi tersebut AMKRI Kabupaten Jepara berupaya memfasilitasinya dengan melaksanakan pelatihan di antaranya bagaimana memproses pengurusan bea cuai, perpajakan, dan keuangan perusahaan secara umum.

Sementara itu, Herwina mengatakan, AMKRI Kabupaten Jepara saat ini sudah memiliki sekitar 200 anggota mulai dari perusahaan mebel skala kecil hingga besar dengan mayoritas melayani pesanan internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya