Minggu, 27 November 2011 - 17:04 WIB

Industri makanan minuman didera sejumlah masalah

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta [SPFM], Banjirnya impor makanan dan minuman dari luar negeri mengakibatkan industri dalam negeri susah bersaing. Selain itu, industri makanan minuman dalam negeri kian terpuruk akibat tingginya bunga bank lokal dalam memberikan pinjaman sehingga ekspansi para pengusaha terkendala. Demikian disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gappmi) Franky Sibarani dalam keterangannya kepada detikcom Minggu (27/11). Dia menjelaskan industri dalam negeri masih sangat tergantung bunga bank lokal yang menyediakan bunga mahal. Padahal, untuk industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dimana sekitar 1 juta industri makanan minuman, hampir seluruhnya adalah industri UMKM dan rumah tangga.

Selain bunga yang tinggi masalah lainnya adalah persediaan gas dan harga gas yang terus naik. Selain itu adapula masalah Upah Minimum Regional (UMR) dan pembangunan Infrastruktur yang lambat serta biaya logistik yang mahal. Menurut Franky pasar Industri makanan dan minuman dalam negeri perlu mendapat perlindungan antara lain dengan cara penetapan wajib label berbahasa Indonesia yang menyatu dengan kemasan. Selain itu diperlukan penguatan pengawasan di daerah perbatasan. [dtc/dtp]

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif