SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta [SPFM], Banjirnya impor makanan dan minuman dari luar negeri mengakibatkan industri dalam negeri susah bersaing. Selain itu, industri makanan minuman dalam negeri kian terpuruk akibat tingginya bunga bank lokal dalam memberikan pinjaman sehingga ekspansi para pengusaha terkendala. Demikian disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gappmi) Franky Sibarani dalam keterangannya kepada detikcom Minggu (27/11). Dia menjelaskan industri dalam negeri masih sangat tergantung bunga bank lokal yang menyediakan bunga mahal. Padahal, untuk industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dimana sekitar 1 juta industri makanan minuman, hampir seluruhnya adalah industri UMKM dan rumah tangga.

Selain bunga yang tinggi masalah lainnya adalah persediaan gas dan harga gas yang terus naik. Selain itu adapula masalah Upah Minimum Regional (UMR) dan pembangunan Infrastruktur yang lambat serta biaya logistik yang mahal. Menurut Franky pasar Industri makanan dan minuman dalam negeri perlu mendapat perlindungan antara lain dengan cara penetapan wajib label berbahasa Indonesia yang menyatu dengan kemasan. Selain itu diperlukan penguatan pengawasan di daerah perbatasan. [dtc/dtp]

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya