SOLOPOS.COM - Satu speaker Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital Saga Iqranegara dalam ignition ke-dua Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital di DIY di Grha Sabha Pramana, UGM, Sleman, Minggu (18/9). (Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah) Satu speaker Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital Saga Iqranegara dalam ignition ke-dua Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital di DIY di Grha Sabha Pramana, UGM, Sleman, Minggu (18/9). (Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Industri kreatif di DIY terus berkembang.

Harianjogja.com, SLEMAN — Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital menggelar inisiasi kedua di DIY di Grha Sabha Pramana, UGM, Sleman, Minggu (18/9/2016). Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dipandang sebagai daerah yangg potensial untuk pengembangan ekonomi digital.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Satu speaker Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital Saga Iqranegara mengatakan, tujuan dari gerakan ini yakni menjadikan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia. Gerakan ini memiliki komitmen untuk melahirkan 1.000 startup digital pada 2020 dengan target nilai US$10 miliar.
“Kita punya waktu selama lima tahun. Kalau bicara startup harus ada mimpi dan bisnis. Startup harus memiliki value,” kata dia di GSP UGM, Sleman, Minggu (18/9/2016).

Ignition kali ini merupakan ignition kedua di DIY. Dalam setiap ignition terdapat 200 peserta di mana akan dipilih 50 orang untuk ikut workshop. Mereka nantinya akan dibina sampai bisa membuat prototipe untuk dilahirkan menjadi sebuah startup digital yang bermanfaat bagi masyarakat.

CEO Reblood Leonika Sari mengatakan, DIY sudah siap menjadi pusat ekonomi kreatif di Indonesia. DIY memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan hal itu didukung ada universitas-universitas di DIY.

“DIY bisa melahirkan founder-founder yang tidak sekadar bertaraf lokal, bahkan bertaraf internasional. Ditambah kesadaran akan pentingnya perkembangan startup sudah diwujudkan dengan adanya Innovative Academy, inkubator startup yang diinisiasi UGM dan Kibar,” ungkap dia.

Public Relation Gerakan 1.000 Startup Digital Rizky Kurniawan mengatakan, berdasarkan riset yang dilakukan Jogja Digital Valley sebanyak 32,33% startup mengaku memilih DIY karena biaya operasional yang murah. Selain itu, DIY memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan akses internet yang cukup baik.

Ia mengatakan, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 menunjukkan jumlah entrepeneur nonpertanian di DIY mencapai 533.900 usaha. Artinya ada peningkatan sebesar 32,36% dibandingkan jumlah usaha hasil Sensus Ekonomi 2006 yang tercatat sebanyak 403.300 usaha.

Hal ini dibuktikan dengan adanya 190 startup di DIY dalam lima tahun terakhir. Dari jumlah tersebut, sebanyak 57 startup dari mengerjakan website development, 53 startup fokus pada proyek desain grafis, 40  startup bergerak di bidang internet marketing, dan 39 startup mampu menciptakan aplikasi mobile.

“Dengan adanya gerakan ini, diharapkan bisa semakin menumbuhkan startup digital yang mampu memecahkan setiap permasalahan sosial dan menjadikan DIY sebagai pusat ekonomi kreatif di Indonesia,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya