SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Industri kreatif khususnya pengrajin batik diharapkan mendapatkan sertifikasi.

Semarang.com, SEMARANG – Sejak batik Indonesia diakui oleh United Nations Educational, Scientific, Cultural Organization (UNESCO) menjadi warisan dunia pada 2 Oktober 2009, batik telah diterima oleh masyarakat luas sebagai identitas budaya Indonesia yang patut dilestarikan, baik produk maupun proses pembuatannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk itu, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Batik yang lahir melalui fasilitasi Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) Jawa Tengah berusaha mengawalnya dengan melakukan standarisasi proses pembuatan batik Indonesia melalui pembinaan SDM di bidang batik berbasis kompetensi.

“LSP Batik ini merupakan LSP pertama dan satu satunya di Indonesia yang didukung standar kompetensi di bidang batik yang terakreditasi. Hingga kini sudah 2.400 orang yang ikut sertifikasi. Sebanyak 1.800 di antaranya dinyatakan kompeten di bidangnya,” kata Kepala Pengarah LSP Batik Muhammad Saleh saat audiensi di Kantor Gubernur, Selasa (9/2/2016) seperti dilansir pemprov.go.id.

Dirinya menjelaskan, LSP akan terus menjaring pelaku batik di sejumlah kota di Jateng, seperti di Solo, Pekalongan, Sragen, dan beberapa kota lainnya. Ditargetkan, sebanyak 10.000 pembatik se-Indonesia tahun ini sudah tersertifikasi.

“Sertifikasinya terbagi menjadi sembilan kategori skema. Mulai dari mendesain, proses akhir menjadi produk batik hingga manajemen usaha batik. Namun intinya ada tiga hal yang mau kami tekankan disertifikasi ini yaitu skill, knowledge, dan attitude,” katanya.

Ditambahkan, untuk menyosialisasikan sertifikasi, LSP akan mengadakan sarasehan pada 24 Februari di Hotel Grasia Semarang.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku senang dengan keberadaan LSP Batik tersebut. Apalagi saat ini Indonesia sudah memasuki zona Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana persaingan antarnegara-negara se-ASEAN dalam menghasilkan produk unggulan semakin ketat.

“Sertifikasi itu jadi satu-satunya senjata kita dalam konteks MEA. Dengan adanya sertifikasi tersebut, jelas sangat membanggakan bagi para pelaku batik, karena artinya semua produksi kita jelas sudah memenuhi standar internasional,” katanya.

Ganjar pun memberi masukan agar LSP Batik turut menjaga kualitas produksi batik lokal dan yang terpenting menyosialisasikan pentingnya proteksi karya batik buatan dalam negeri. Bahkan kalau perlu, setiap rancangan desain batik harus didaftarkan hak patennya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya