SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Sukoharjo, Agus Santosa (kanan), meminum jamu di sela-sela acara talkshow virtual memperingati Hari Jamu Nasional di Kantor Bupati Sukoharjo, Kamis (27/5/2021). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Industri jamu khususnya di Kabupaten Sukoharjo dituntut lebih inovatif, kreatif, dan adaptif dalam memosisikan jamu sebagai minuman gaya hidup atau lifestyle.

Hal ini disokong konsistensi dalam menjaga kualitas produk dan sinergitas dengan pemerintah. Hal itu terungkap dalam talkshow virtual untuk memperingati Hari Jamu Nasional yang digelar Pemkab Sukoharjo bekerja sama dengan PT Jamu Iboe Jaya dan Solopos.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Talkshow bertema “Jamu Antara Kesehatan dan Gaya Hidup” itu berlangsung di Kantor Bupati Sukoharjo, Kamis (27/5/2021). Ada tiga narasumber yakni Wakil Bupati Sukoharjo Agus Santosa, CEO PT Jamu Iboe Jaya Stephen Walla.

Kemudian peneliti dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT), Fajar Novianto. Acara diskusi dipandu penyiar Solopos FM, Ika Wibowo.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Dukung Wisata Jamu di Sukoharjo, Industri Didorong Manfaatkan Pasar Digital

Dalam talkshow tentang industri jamu di Kantor Bupati Sukoharjo itu, CEO PT Jamu Iboe Jaya, Stephen Walla, menyampaikan beragam upaya perusahaan dalam memprioritaskan regenerasi produk jamu dan konsumen termasuk kalangan anak muda atau milenial.

Transformasi produk, promosi, dan pemasaran juga dilakukan agar meminum jamu menjadi gaya hidup masyarakat modern yang peduli kesehatan.

Dijual Di Mal

“Produk jamu dikemas secara modern dan dijual di pusat keramaian seperti mal dan swalayan. Bahkan, konsumen bisa membeli jamu secara take away di kedai-kedai jamu. Sehingga anak muda kembali membeli dan meminum jamu,” katanya, Kamis.

Di usia yang menginjak 111 tahun, Jamu Iboe sangat concern pada pemilihan mutu bahan baku. Proses produksi menggunakan teknologi guna menjaga mutu produk.

Baca Juga: Sentra Sukoharjo Bangkitkan Tren Minum Jamu di Tengah Pandemi

Begitu pula packaging produk dibuat lebih modern agar menjadi magnet para kaum milenial. Langkah ini bagian dari upaya menjaga regenerasi produk dan konsumen. Inovasi produk dilakukan menyesuaikan dengan selera konsumen di pasaran.

“Bahkan, sekarang tak sedikit anak-anak yang sering meminum jamu. Artinya, minuman jamu menjadi tren gaya hidup di era modern. Kuncinya adalah inovasi, kreatif dan adaptasi dengan perkembangan zaman dans selera konsumen,” ujarnya dalam talkshow tentang industri jamu yang digelar Pemkab Sukoharjo.

Wakil Bupati Sukoharjo, Agus Santosa, menyampaikan Kabupaten Sukoharjo dicanangkan sebagai destinasi wisata jamu pada 2019. Terdapat sentra industri jamu mulai dari skala kecil, menengah hingga perusahaan besar di wilayah Kecamatan Nguter.

Baca Juga: 250 Lansia di Madegondo Sukoharjo Jadi Target Vaksinasi Covid-19

Beragam Bantuan

Masyarakat bisa berbelanja jamu baik bahan baku hingga bahan jadi di Pasar Jamu Nguter. Pemerintah berupaya memfasilitasi pengembangan industri jamu dengan memberikan beragam bantuan mulai dari sarana dan prasana.

Tak hanya itu, pendampingan berkelanjutan dilakukan agar eksistensi jamu terjaga. “Kalangan milenial memiliki karakteristik serba mudah dan praktis. Pemerintah memfasilitasi berdirinya kafe jamu yang menyediakan beragam varian rasa dengan target market kalangan anak muda,” ujarnya.

Baca Juga: Hajatan Nikah di Sukoharjo Bakal Diawasi Ketat Satgas Covid-19

Sementara itu, peneliti dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT), Fajar Novianto, menyoroti tren pemanfaatan tanaman obat sebagai pengobatan alternatif yang kini digandrungi masyarakat.

Sebelum muncul pandemi Covid-19, jumlah masyarakat yang berobat ke klinik herbal sekitar 200 orang per hari. Jumlah pasien yang memilih pengobatan herbal terus meningkat setiap tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya