SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Industri jamu dipengaruhi lesunya perekonimian nasional.

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Kondisi ekonomi yang sedang lesu memengaruhi pertumbuhan industri jamu di Indonesia, kata Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) Jawa Tengah Stefanus Handoyo Saputro.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

“Dari target penjualan jamu tingkat nasional sebesar Rp20 triliun pada tahun ini, mungkin tidak akan tercapai,” katanya di Semarang, Senin (26/10/2015).

Pihaknya memprediksi hingga akhir tahun ini penjualan hanya akan terealisasi hingga Rp15 triliun.

“Faktor perlambatan ekonomi juga memengaruhi pertumbuhan industri jamu, semester satu tahun ini pertumbuhan baru mencapai 5 persen. Padahal targetnya pada semester satu pertumbuhannya antara 10-15 persen,” katanya.

Mengenai pertumbuhan tersebut, hingga akhir tahun ini pihaknya memprediksi hanya di kisaran 10 persen.

“Kebetulan permintaan dari pasar luar negeri stagnan, tidak ada peningkatan juga tidak ada penurunan,” katanya.

Sementara itu, dari total target nasional tersebut 60-70 persen di antaranya didistribusikan oleh industri jamu yang ada di Jawa Tengah.

“Dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain, industri jamu paling banyak di Jawa Tengah,” katanya.

Hingga saat ini, negara tujuan ekspor jamu dari Jawa Tengah kebanyakan adalah negara-negara di kawasan ASEAN dan Timur Tengah.

“Kami banyak fokus ke negara-negara yang banyak terdapat tenaga kerja Indonesia (TKI),” katanya.

Terkait dengan ekspor tersebut, pihaknya menyatakan langkah tersebut untuk mempersiapkan industri jamu Indonesia menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) mulai akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya