SOLOPOS.COM - Presiden direktur dan CEO PT Nyonya Meneer yang juga Ketua Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia Charles Saerang. (Kelik Taryono/JIBI/Bisnis)

Industri jamu PT Nyonya Meneer diakui pemiliknya, Charles Saerang, terpuruk karena masuknya jamu kimia di pasaran.

Semarangpos.com, SEMARANG — Presiden Direktur PT Nyonya Meneer Charles Saerang mengungkapkan keterpurukan industri jamu legendaris miliknya itu akibat masuknya jamu berbahan baku kimia ke pasaran.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

“Pada tahun 2015, kami mulai mengalami gangguan distribusi,” kata Charles seusai sidang mediasi tentang gugatan pelunasan gaji buruh di Pengadilan Niaga Semarang yang berkedudukan di Pengadilan Negeri Semarang, Kamis (28/9/2017).

Setelah masuknya jamu kimia ke pasaran dan diterima konsumen, kata dia, banyak distributor yang ketakutan. Ia pun mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi di belakang semaraknya jamu bercampuran bahan kimia itu.

Menanggapi bangkrut industri jamu PT Nyonya Meneer miliknya yang sudah 98 tahun berdiri itu, dia mengaku kecewa karena perusahaan legendaris ini hanya dipailitkan oleh satu pemasok barang. Perusahaan ini, lanjut dia, baru mengalami permasalahan pada dua tahun belakangan ini.

“Perusahaan itu ada waktu susah, ada waktu bahagia. Tidak ada perusahaan yang tidak punya utang,” katanya. Meski demikian, dia berjanji akan membangkitkan kembali industri jamu PT Nyonya Meneer.

Ia mengaku sudah ada investor yang siap menanamkan modalnya, termasuk pengusaha nasional Rachmat Gobel. Namun, dia mengharapkan investor yang masuk nantinya mempunyai “chemistry” yang sama tentang jamu.

“Butuh waktu. Kami tidak mau ‘kawin’, tetapi nanti ada permasalahan di belakang,” katanya.

Berkaitan dengan aset yang sudah tidak dalam penguasaannya, menurut dia, pengembangan Nyonya Meneer yang baru nantinya tidak harus di tempat yang lama. “Bisa saja nanti dibangun di Kendal,” tambahnya.

Berkaitan dengan pelunasan utang kepada para kreditor yang jumlahnya mencapai sekitar Rp280 miliar, dia menyatakan hal tersebut sudah menjadi tugas kurator untuk menyelesaikannya. “Sudah jadi tanggung jawab kurator. Akan dibayar kapan? Bagaimana mekanisme pembayaranannya? Hal ini menjadi tugas kurator,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya