SOLOPOS.COM - Sakah satu tayangan sinetron di televisi Afghanistan (JIBI/Harian Jogja/*)

Salah satu tayangan sinetron di televisi Afghanistan (JIBI/Harian Jogja/*)

JAKARTA— Presiden Hamid Karzai melarang penayangan film dan serial TV yang dianggap tidak Islami. Menjawab permintaan ulama,  Hamid Karzai lantas memerintahkan pelarangan sejumlah tayangan yang dianggap “vulgar, asusila dan tidak Islami” mulai bulan ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Banyak yang menilai bahwa instruksi ini merupakan salah satu upaya untuk mengontrol media.
“Benar sekali, kami telah menerima instruksi dari Presiden. Tetapi ini tidak berarti bahwa kami melarang stasiun TV untuk menayangkan sinteron atau program musik,” ungkap Jalal Noorani, penasihat Menteri Informasi dan Kebudayaan.

“Mereka boleh menayangkan program apapun selama tidak ada adegan yang bertentangan dengan nilai-nilai religi, tradisi dan norma sosial yang berlaku.”

Banyak yang mengatakan, ini merupakan upaya pemerintah untuk mengembalikan Afghanistan ke era Taliban.
Namun Jalal Noorani mengatakan, perintah ini justru keluar untuk melindungi nilai-nilai setempat.

“Sudah jelas bahwa setiap negara punya aturan sendiri untuk media siaran. Pembatasan ditujukan kepada sinetron produksi India, Turki atau negara-negara asing lainnya. Serial itu menampilkan adegan-adegan yang bertentangan dengan nilai religi dan norma-norma. Kami yakin keputusan ini akan berdampak positif bagi masyarakat. Stasiun TV yang mengabaikan perintah ini akan ditindaklanjuti secara hukum.”

Saat Taliban berkuasa, TV dilarang tayang.  Namun Taliban jatuh 12 tahun lalu, media telah menikmati kemajuan pesat. Saat ini Afghanistan memiliki lebih dari 50 stasiun TV swasta, 150 stasiun radio penyiaran dan sekitar 1000 surat kabar.Dunia internasional mengkritik, keputusan ini bisa mengancam kebebasan pers di Afghanistan.

“Konstitusi Afghanistan menjamin hak kebebasan berekspresi. Tetapi keputusan Presiden bertentangan dengan konstitusi. Ini semacam sensor dan kami tidak menerima itu,” ujar Ketua Ikatan Nasional Jurnalis Afghanistan Abdul Hamid Mobariz.

“Kami ingin menghindari sensor dan bangkit dari masa lalu. Kita harus melawan keputusan ini. Kami percaya bahwa ini adalah awal pembatasan kebebasan media di negara ini,” kata dia.

Ini bukan kali pertama pemerintah Afghanistan berupaya melarang tayangan sinetron TV yang populer. Pada 2009, pemerintah memerintahkan stasiun TV lokal untuk menarik tayangan sinetron produksi India. Namun tidak satu pun stasiun TV yang mengindahkannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya